
Jakarta, Nusantara Info: Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman optimistis Indonesia akan segera mencapai swasembada pangan dalam waktu dekat. Ia menyebut target yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto itu akan terwujud dalam dua hingga tiga bulan ke depan, asalkan tidak terjadi gangguan cuaca ekstrem.
Pernyataan tersebut disampaikan Amran dalam konferensi pers di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (9/10/2025), seusai mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Prabowo.
“Pada saat dilantik, targetnya empat tahun harus swasembada pangan. Setelah 21 hari ada perubahan jadi tiga tahun, dan setelah 45 hari berubah lagi jadi satu tahun,” ujar Amran.
“Alhamdulillah, mudah-mudahan tidak ada aral melintang. Dua sampai tiga bulan ke depan, insyaallah Indonesia tidak impor lagi, kita swasembada,” tambahnya.
Produksi Beras Nasional Capai 33,1 Juta Ton
Amran menjelaskan bahwa produksi beras nasional tahun ini menunjukkan peningkatan signifikan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), total produksi beras Indonesia hingga Oktober 2025 mencapai 33,1 juta ton.
Kementerian Pertanian menargetkan produksi tersebut akan meningkat menjadi 34 juta ton pada akhir tahun, naik dari produksi tahun sebelumnya yang hanya sekitar 30 juta ton.
“Produksi kita tahun ini sudah 33,1 juta ton sesuai data BPS. Perkiraan hingga Desember mencapai 34 juta ton. Dibanding tahun lalu yang hanya 30 juta ton, ini lonjakan besar,” jelas Amran.
Selain itu, Amran menyebut tren harga beras mulai menunjukkan penurunan. Data inflasi bulan ini bahkan menunjukkan deflasi beras sebesar -0,13%, yang menandakan stabilitas pasokan pangan mulai membaik.
Sejak awal masa jabatannya, Presiden Prabowo Subianto menempatkan kemandirian pangan sebagai prioritas utama pemerintahannya. Dalam berbagai kesempatan, Prabowo menekankan pentingnya mengakhiri ketergantungan impor bahan pangan pokok seperti beras, jagung, dan kedelai.
Amran mengungkapkan bahwa percepatan target swasembada menjadi bagian dari arahan langsung Presiden.
“Presiden sangat fokus pada kedaulatan pangan. Kami di Kementerian Pertanian ditugaskan mempercepat semua program agar Indonesia bisa mandiri dan tidak lagi bergantung pada impor,” ujarnya.
Optimisme di Tengah Tantangan Iklim
Meski optimistis, Amran mengingatkan bahwa faktor cuaca ekstrem dan perubahan iklim masih menjadi tantangan utama yang dapat memengaruhi produksi pangan nasional. Ia menegaskan bahwa koordinasi lintas sektor terus diperkuat untuk mengantisipasi potensi gangguan seperti kekeringan atau banjir yang dapat menekan produktivitas.
Kementerian Pertanian juga mempercepat berbagai program peningkatan produksi, antara lain:
- Perluasan areal tanam dan percepatan musim tanam;
- Pendistribusian benih unggul dan pupuk tepat waktu;
- Digitalisasi data pertanian dan sistem pemantauan produksi nasional.
“Kalau iklim bersahabat dan petani tetap semangat, kita akan capai swasembada lebih cepat dari target,” kata Amran dengan optimis.
Menuju Indonesia Mandiri Pangan
Target swasembada dalam waktu singkat ini menjadi momentum penting bagi pemerintah dalam memperkuat ketahanan dan kedaulatan pangan nasional. Dengan capaian produksi yang terus meningkat, pemerintah berharap Indonesia bisa segera berhenti mengimpor beras dan bahan pangan strategis lainnya.
Kementerian Pertanian berkomitmen memastikan langkah-langkah konkret di lapangan berjalan sesuai rencana, mulai dari peningkatan produktivitas petani hingga distribusi hasil panen yang efisien.
“Kita sudah di jalur yang benar. Insyaallah dalam waktu dekat, Indonesia bisa mandiri pangan dan menjadi contoh bagi negara lain,” tutup Amran. (*)