Pendaki Gigit Jari! Gunung Gede Pangrango Resmi Ditutup Tanpa Batas Waktu, Ini Alasannya

Bagikan

Pendaki Gigit Jari! Gunung Gede Pangrango Resmi Ditutup Tanpa Batas Waktu, Ini Alasannya
Gunung Gede Pangrango. (Foto: Istimewa)

Cianjur, Nusantara Info: Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) resmi menutup seluruh aktivitas pendakian komersial mulai Senin (13/10/2025).

Kebijakan ini dilakukan untuk memulihkan ekosistem serta membenahi sistem pengelolaan wisata alam di kawasan gunung yang terletak di perbatasan Bogor, Cianjur, dan Sukabumi tersebut.

Kepala Balai Besar TNGGP, Arief Mahmud menegaskan bahwa penutupan sementara ini bukan semata-mata reaksi atas gunungan sampah yang viral di media sosial, tetapi merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk pendakian berkelanjutan.

“Langkah ini kami ambil sebagai momentum memperbaiki tata kelola pendakian dan mewujudkan program Zero Waste Wisata Pendakian Gunung 2025,” ujar Arief, Senin (13/10/2025).

TNGGP tidak menetapkan jangka waktu pasti untuk penutupan. Namun, selama masa ini, pihaknya akan melakukan serangkaian kegiatan pembersihan jalur pendakian, rehabilitasi ekosistem, dan evaluasi sistem perizinan.

Sampah di Jalur Pendakian Jadi Sorotan

Dalam beberapa pekan terakhir, kondisi tumpukan sampah di jalur pendakian hingga kawasan Alun-alun Suryakencana menjadi perbincangan publik.

Foto dan video yang menunjukkan sampah menggunung di titik-titik populer seperti Cibodas dan Gunung Putri viral di media sosial, memicu keprihatinan para pendaki dan pegiat lingkungan.

TNGGP menilai fenomena ini sebagai peringatan serius terhadap meningkatnya tekanan wisata alam tanpa diimbangi kesadaran lingkungan.

“Kami ingin memastikan kegiatan wisata alam di Gede Pangrango tidak hanya indah dipandang, tapi juga berkelanjutan dan bertanggung jawab,” terang Arief.

Kolaborasi Bersih Gunung dan Sistem Digital Baru

Selama penutupan berlangsung, Balai Besar TNGGP akan menggandeng komunitas pecinta alam, akademisi, relawan lingkungan, serta pelaku usaha wisata alam dalam aksi Clean Up Trail atau bersih-bersih jalur pendakian.

Selain kegiatan lapangan, TNGGP juga akan memperbarui sistem perizinan pendakian melalui aplikasi SIAP GEPANG.
Pembaruan ini bertujuan memperkuat pengawasan aktivitas pendaki, memperjelas data jumlah kunjungan, serta mempermudah pengendalian kapasitas wisata di kawasan taman nasional.

Baca Juga :  Keindahan Gunung Anak Krakatau yang Memukau dan Destinasi Sekitarnya

“Dengan digitalisasi sistem, kami bisa memantau jumlah pendaki secara real-time dan mencegah overcapacity yang berdampak pada lingkungan,” jelas Arief.

Program Zero Waste Wisata Pendakian Gunung 2025 menjadi fokus utama TNGGP dalam mewujudkan pendakian ramah lingkungan. Konsep ini menekankan prinsip “bawa turun sampahmu sendiri,” pengurangan penggunaan plastik sekali pakai, serta optimalisasi peran relawan dalam edukasi pendaki.

Langkah TNGGP ini juga diharapkan menjadi model nasional bagi pengelolaan taman nasional lain di Indonesia, di tengah meningkatnya tekanan pariwisata alam terhadap kawasan konservasi. (*)

Bagikan pendapatmu tentang artikel di atas!

Bagikan

Pos terkait