
Sibolga, Nusantara Info: Banjir dan tanah longsor melanda Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), dan Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara (Sumut). Total 19 orang dilaporkan meninggal dunia akibat bencana yang terjadi di tiga wilayah tersebut.
“Data korban terkalkulasi, meninggal 19 orang,” kata Kepala Kantor SAR Nias, Putu Arga Sujarwadi, melalui Humas saat dihubungi, Jumat (28/11/2025).
Selain itu, 24 orang masih dalam pencarian oleh tim SAR gabungan.
1.952 Warga Terdampak, 447 Mengungsi
Bencana banjir dan longsor ini menyebabkan 1.952 warga terdampak di Sibolga serta Kabupaten Tapanuli Tengah dan Selatan. Dari jumlah tersebut, 447 orang terpaksa mengungsi ke GOR Pandan dan sejumlah titik lainnya.
“Data pengungsi di GOR Pandan sebanyak 447 orang,” ujar Putu Arga.
Dari total pengungsi tersebut terdiri dari 43 bayi, 109 anak-anak, sisanya dewasa dan lanjut usia.
Selain itu, terdapat 10 orang pengungsi tambahan yang tercatat menempati GOR Pandan.
Tim SAR Dikerahkan ke Tiga Lokasi
Sebanyak tiga tim SAR diterjunkan untuk melakukan pencarian dan pertolongan:
- Tim pertama melakukan evakuasi di Perumahan Toholand Pandan.
- Tim kedua bergerak menuju posko terpadu di Gedung Nasional Sibolga.
- Tim ketiga melakukan patroli mobile mengantar personel ke sejumlah titik terdampak di Sibolga dan Tapanuli Tengah.
Hingga kini, dua perumahan di wilayah Tapanuli Tengah masih belum bisa diakses. Petugas menunggu alat berat untuk membuka jalur yang tertutup material longsor.
Sementara itu, akses dari Tarutung menuju Sibolga lumpuh total akibat jalan amblas.
“Jalan amblas dan akses putus total dari Tarutung menuju Sibolga. Dibutuhkan estimasi 3–4 hari untuk pembangunan jembatan darurat,” jelas Putu Arga.
Hingga kini, tim gabungan dari Basarnas, BPBD, TNI, Polri, dan relawan terus melakukan pencarian terhadap 24 warga yang belum ditemukan. Cuaca yang berubah-ubah dan akses jalan yang terputus menjadi tantangan utama di lapangan. (*)






