Tana Toraja (20/3/2021): Kamis, (18/3/2021), Bandara Toraja telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo. Kehadiran bandara ini diharapkan dapat mendorong pariwisata di Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, semakin maju. Mengingat daerah itu memiliki banyak potensi wisata, mulai dari wisata alam hingga budaya nan eksotis.
Berkunjung ke Tana Toraja, salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi adalah Desa Kete Kesu. Ada apa di desa ini? Berikut ulasannya.
Desa Kete Kesu merupakan destinasi wisata favorit di Toraja. Desa ini diyakini menjadi menjadi salah satu tempat saksi sejarah awal mula keberadaan masyarakat Tana Toraja.
Saat berkunjung ke Desa Kete Kesu, kita akan merasakan kehidupan tradisional yang masih sangat kental, di mana para tamu harus mematuhi segala peraturan dan larangan yang telah ditetapkan. Hal itu juga dapat terlihat dari masyarakatnya yang masih menjungjung tinggi adat istiadatnya.
Desa Kete Kesu semakin menarik untuk dikunjungi. Karena di desa ini menyimpan berbagai peninggalan purbakala, di antaranya adalah kuburan batu, yang diperkirakan usianya telah ratusan tahun. Dengan adanya peninggalan tersebut, bisa menjadi bukti kehidupan sebelumnya di daerah tersebut.
Berkunjung ke Desa Kete Kesu, kita tidak hanya disuguhkan panorama alam yang indah dan menawan saja. Tetapi sepanjang mata memandang, kita akan melihat rumah adat yang dikenal dengan nama Tongkonan berjejer rapi. Rumah adat ini dibangun tanpa mengunakan material paku sedikit pun, rumah adat ini dibangun dengan menumpuk kayu sedemikian rupa. Bangunan ini sama sekali tidak tembus air, bahkan bisa bertahan hingga puluhan tahun.
Berada tidak jauh dari Tongkonan, kita akan menemukan sebuah lumbung atau biasa disebut alang yang biasa digunakan untuk menyimpan persediaan beras serta kebutuhan bahan pokok.
Ciri khas lainnya dari Tongkonan yang menarik adalah pintu rumahnya yang dibuka ke atas dan bentuk atapnya yang seperti perahu terkelungkup. Selain itu, Tongkonan yang dibangun harus menghadap ke utara, hal ini dikarenakan kepercayaan masyarakatnya. Ya, masyarakat Tana Toraja percaya bahwa para leluhurnya berasal dari utara, sehingga rumah adatnya pun dibangun menghadap ke arah utara.
Selain rumah adat yang menarik, di sini pengunjung juga dapat melihat beberapa makam kuno, yakni kuburan batu yang membuat bulu kuduk merinding. Rasa menyeramkan akan semakin terasa, saat mengetahui cerita mistisnya. Bahkan tak jarang wisatawan yang beruntung dapat menyaksikan langsung beberapa upacara adatnya. Apabila tertarik melihatnya dengan mata kepala sediri, disarankan berkunjung ke Desa Kete Kesu pada bulan Juni hingga bulan Desember.
Berada tak jauh dari kawasan kuburan batu, wisatawan akan melihat deretan jenazah leluhur orang Toraja yang diletakkan begitu saja di atas tebing atau digantung. Dari kejauhan, terlihat seperti kuburan bergelantungan.
Meski usianya telah ratusan tahun, namun rumah adat dan makam kunonya masih berdiri kokoh hingga saat ini. Berbagai peninggalan tersebut tidak hanya diakui oleh masyarakat Indonesia saja, tetapi UNESCO juga telah mengakui keberadaannya sebagai cagar budaya warisan dunia. (*)