Merauke (5/4/2021): Pagi hari yang cerah tepat pukul 9.00 WIT, kesibukan sudah mulai terlihat di gedung kargo Bandara Mopah. Para petugas dengan sigap mempersiapkan barang-barang yang akan dikirim ke Kabupaten Pegunungan Bintang.
Melalui jembatan udara di Bandara Mopah, barang-barang tersebut dikirim menggunakan pesawat ke Bandara Oksibil yang merupakan gerbang utama Kabupaten Pegunungan Bintang.
Dalam angkutan multimoda ini, Bandara Mopah juga memiliki peran penting. Karena bahan-bahan pokok dan bahan pokok penting lainnya juga logistik yang diangkut menggunakan kapal dengan tol laut dari Surabaya dibawa ke Pelabuhan Merauke, kemudian dibawa melalui angkutan perintis darat ke Bandara Mopah untuk dikirim ke Kabupaten Pegunungan Bintang melalui jembatan udara.
Kepala Bandara Mopah Thomas Alva Edison mengemukakan, Bandara Mopah siap mendukung dan mensukseskan program angkutan multimoda untuk kesejahteraan masyarakat Papua, khususnya di Kabupaten Pegunungan Bintang agar dapat merasakan harga kebutuhan pokok yang lebih murah seperti di Pulau Jawa.
“Program angkutan multimoda ini sangat penting sekali untuk masyarakat Papua, khususnya mereka yang berada di pedalaman seperti Kabupaten Pegunungan Bintang. Karena melalui angkutan multimoda ini dapat menekan disparitas harga. Kalaupun mahal, selisihnya tidak banyak dengan harga yang ada di Pulau Jawa. Oleh karena itu, kami siap mendukung dan mensukseskan program tersebut,” katanya.
Pukul 10.50 WIT, barang-barang tersebut diangkut dan dikirim ke Bandara Oksibil dan mendarat pukul 11.55 WIT. Setelah tiba di Bandara Oksibil, barang-barang tersebut kemudian didistribusikan menggunakan penerbangan perintis kargo ke sembilan lapter yang ada di Kabupaten Pegunungan Bintang.
Sementara itu, Kepala Bandara Oksibil Agus Hadi mengemukakan, kehadiran angkutan multimoda sangat membantu masyarakat Kabupaten Pegunungan Bintang, mengingat harga kebutuhan bahan pokok dan logistik di daerah itu sangat tinggi dan berdasarkan hasil studi, Kabupaten Pegunungan Bintang adalah daerah dengan biaya hidup termahal nomor dua setelah Kabupaten Puncak Jaya.
“Program angkutan multimoda ini merupakan salah satu upaya Pemerintah untuk menekan disparitas harga di Kabupaten Pegunungan Bintang. Bahan-bahan pokok dan bahan pokok penting lainnya adalah barang-barang yang dikirim melalui angkutan multimoda,” katanya.
Kehadiran angkutan multimoda diharapkan menjadi solusi terbaik bagi masyarakat Pegunungan Bintang untuk bisa mendapatkan bahan-bahan pokok dengan harga yang murah. Akses menuju Kabupaten Pegunungan Bintang hanya dapat ditempuh melalui jalur udara, oleh karena itu harga kebutuhan bahan pokok di daerah itu pun sangat tinggi, karena biaya pengiriman barang menggunakan pesawat harganya terbilang sangat mahal sehingga mempengaruhi harga jual di Kabupaten Pegunungan Bintang.
Angkutan multimoda melalui jembatan udara dari Merauke – Oksibil saat ini dilayani seminggu tiga kali, yakni hari Selasa, Kamis, dan Sabtu dengan menggunakan pesawat Trigana Air jenis ATR-42. Rencananya, di tahun ini akan ada penambahan 12 flight dengan memaksimalkan sisa kontrak yang ada. (*)