Cerita Pemilik Toko Kelontong di Tangerang Saat Gas LPG 3 Kg Langka: Saya Sampai Nggak Masak Seminggu!

Bagikan

Cerita Pemilik Toko Kelontong di Tangerang Saat Gas LPG 3 Kg Langka: Saya Sampai Nggak Masak Seminggu!

Tangerang, Nusantara Info: Pemilik toko kelontong di Kota Tangerang menceritakan pilunya mencari gas LPG 3 kilo gram (Kg). Bahkan dapurnya sampai tidak ngebul selama satu minggu.

Hal itu dirasakan oleh Saraswati (25), pemilik toko kelontong di Kampung Dangkal, Jl. Irigasi, Cipondoh Makmur, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang, Banten.

“Saya aja sampai satu minggu nggak masak. Sampai beli makanan, biasanya kan masak ya, nggak ada gas gimana mau masak? beli makan lah (kami) di luar,” ujarnya, Jumat (7/2/2024).

Walaupun pemilik toko kelontong, kata Saras, dirinya sampai mencari batang hidung gas melon tersebut ke sana kemari. Namun tidak membuahkan hasil. Stoknya memang kosong di berbagai pangkalan.

“Jangan kayak kemarin deh, (saya) sempat nyari jauh-jauh nggak dapat. Kadang juga udah antri tapi pas sampai depan udah habis,” tuturnya.

Meski begitu, Saraswati (25) mengatakan bahwa ketersediaan gas melon di warungnya sudah kembali normal. Masyarakat juga dapat membelinya seperti sedia kala.

“Sekarang udah normal sih, sudah bisa beli kaya biasa di pengecer. Baru pagi ini,” ungkapnya.

Menurut ibu anak satu itu, pembelian gas elpiji 3 kg memang baru normal di hari ini. Walaupun kemarin stoknya mulai tersedia, namun masih sulit didapatkan.

Saras panggilan karibnya menjelaskan, ketika dirinya membeli gas di pangkalan tidak menggunakan indentitas (KTP).  Pernyataan Menteri ESDM sebelumnya pun terpatahkan di lapangan.

Enggak ada persyaratan untuk sub-pangkalan kok, tetap normal kaya biasa aja. Belinya juga gak pake KTP,” terangnya.

Dia pun sedikit membeberkan ceritanya ketika membeli gas di pangkalan pagi tadi. Dirinya membawa 12 tabung gas kosong dan diganti dengan tabung yang baru tanpa adanya batasan pembelian.

Baca Juga :  Buka Indo Smart City APEKSI 2022, Dirjen Bina Adwil Tekankan Pentingnya Peran Walikota Dalam Ekosistem Smart City

“Ya kita punya-nya berapa, misalnya 12 tabung, ya 12 tabung dapatnya, gak dibatasin,” urainya.

Saat belanja gas 3 kg di pangkalan, kata Saras, dirinya membeli dengan harga normal Rp 19.000. Dia pun menjual di warungnya dengan harga Rp 22.000. Masih cukup terjangkau untuk kaum mendang-mending. (*)

Bagikan pendapatmu tentang artikel di atas!

Bagikan

Pos terkait