Banda Aceh (8/9/2024): Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara (Sumut) tak hanya menarik perhatian dunia olahraga, tapi juga meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Menjelang pembukaan PON XXI yang akan berlangsung di Provinsi Aceh pada 9 September 2024, kunjungan wisawatan ke Museum Tsunami Aceh meningkat. Destinasi ini menjadi salah satu daya tarik bagi para atlet, ofisial, serta wisatawan yang datang dari berbagai daerah.
Staf Edukasi dan Preparasi Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Museum Tsunami Aceh Muhammad Idal Bahri mengakui, gelaran PON XXI berdampak terhadap meningkatnya kunjungan wisatawan ke museum. Bila pada hari biasa pengunjung hanya sekitar 1.000 hingga 2.000, tapi menjelang pembukaan PON XXI jumlahnya mampu mencapai 3.000.
“Apalagi kemudian di hari libur, Sabtu dan Minggu, yang biasanya kami menerima kunjungan itu sekitaran 3.000. Tapi hari ini bisa mencapai 3.000 lebih,” ujarnya saat ditemui di Museum Tsunami Aceh, Kota Banda Aceh, Sabtu (7/9/2024).
Dia menjelaskan bahwa Museum Tsunami Aceh menjadi salah satu objek wisatawan yang menjadi ikon Aceh, selain Masjid Raya Baiturrahman. Adapun lonjakan kunjungan Museum sudah berlangsung sejak tujuh hari yang lalu. Pihaknya juga sempat menerima kunjungan kontingen PON XXI yang meminta langsung dipandu oleh petugas museum.
“Dari Kalimantan ada beberapa atlet yang ofisialnya sendiri meminta ketika berkunjung ke Museum Tsunami untuk dipandu,” jelasnya.
Lebih lanjut Idal mengungkapkan, salah satu inisiatif dalam menyambut kemeriahan PON XXI, pihaknya membuka pustaka yang mengusung tema Smong. Smong merupakan istilah lain dari tsunami yang berasal dari cerita masyarakat Pulau Simeulue yang terletak di pantai barat Provinsi Aceh. Dari pustaka itu, pengunjung diajak belajar bagaimana penduduk Simeulue dulu menghadapi tsunami.
“Jadi di Simeulue itu ternyata ketika kita melihat beberapa tahun yang lalu, jauh tahun sebelumnya, tahun 1907 di Simeulue itu pernah mengalami tsunami. Nah dari tsunami itu mereka membuat satu hikayat, masyarakat di situ membuat satu hikayat namanya Smong,” ungkapnya.
Dirinya berharap, meningkatnya kunjungan ke Museum Tsunami Aceh dapat memperluas penyebaran ilmu kebencanaan, baik ke masyarakat Aceh maupun seluruh Indonesia. Ini sebagaimana masyarakat Simeulue yang berhasil menyampaikan pesan kepada masyarakat luas.
“Kita yang hadir ke museum juga seharusnya bisa menyampaikan pesan itu, pesan ilmu kebencanaan, terutama bagi keluarga kita sendiri,” tandasnya.
Salah satu atlet yang memilih berkunjung ke museum di sela agendanya ke Aceh yaitu Alif Thaariq. Dia merupakan atlet cabang olahraga layar kontingen Provinsi Sulawesi Selatan. Sembari menunggu jadwal bertanding, dirinya bersama rombongan menyempatkan diri mengunjungi sejumlah destinasi wisata di Aceh salah satunya Museum Tsunami Aceh. Dia mengaku, ini merupakan momen pertama mengunjungi Tanah Rencong tersebut.
Dalam kesempatan itu, Alif juga menyampaikan perasaannya setelah memasuki Musem Tsunami Aceh. Dirinya mengaku turut bersedih atas musibah tsunami yang menimpa masyarakat Aceh.
“Dan ini pembelajaran bagi kami tentang sejarah yang belum kami ketahui, karena Aceh [lokasinya] jauh dari daerah kami,” pungkasnya. (*)