Konferensi APS Pertama di Biak, Bahas 3 Isu Besar

Bagikan

Konferensi APS Pertama di Biak, Bahas 3 Isu Besar

Biak (9/5/2022): Materi tanah adat, peluang investasi, bisnis shipping dan tol laut menjadi topik favorit serta menarik pada konferensi Analisis Papua Strategis (APS) Pertama di Biak, 28 sampai 30 April di Biak.

Konferensi APS yang dibuka oleh Wakil Menteri Luar Negeri RI ini membahas tiga tema yang terbagi ke dalam forum besar yaitu, Forum Bisnis, Forum Transportasi serta Forum Masyarakat Adat dan Agama.

Wakil Menteri Luar Negeri, Mahendra Siregar dalam pidato pembukaannya mengajak peserta konferensi untuk berhenti mengkritisi dan menghujat tetapi sebaiknya padukan cara pandang, masukkan, pemikiran, sehingga membangun suatu sinergi yang kuat untuk terus menyempurnakan, mempercepat, memperkuat pembanguan Papua ini sehingga menuju Papua yang sejahtera, Papua yang maju dan Papua yang kita banggakan dan makin kita cinta.

Selaras dengan tiga isu besar yang dibahas dalam konferensi tersebut, hadir sebagai tamu kehormatan sekaligus menyampaikan materi terkait tanah adat yaitu Staf Khusus Menteri ART/BPN M. Adli Abdullah, yang membawakan materi tentang Strategi Pebagunan Sosial Budaya di Papua Menjamin Kepastian Hukum Atas Hak Tanah Adat di tanah Papua. Materi ini,  merupakan materi yang banyak peminatnya.

“Perhatian yang diberikan kepada Papua sangat serius dengan lahirnya Inpres Nomor 9 Tahun 2020 mengenai Percepatan Pembangunan Kesejahteraan Papua dan Papua Barat. Percepatan pembangunan tidak boleh melepaskan akar rumput orang Papua. Kesalahan pendekatan terhadap tanah dapat dapat menyebabkan pembunuhan dan yang terkenal di Papua adalah kayu palang,” kata Adli dalam materi paparannya.

“Konstitusi negara Republik Indonesia itu mengakui hak-hak masyarakat adat sepanjang masi hidup dan berkembang dan wajib dilindungi negara. Orang Papua harus diuntungkan karena mempunyai UU khusus yaitu pertama UU no.21 tahun 2001 dan direvisi UU no 2 tahun 2021 yang dalam tubuh UU Otsus tersebut juga mengatur hak-hak masyarakat adat Papua,” lanjut Adli.

Baca Juga :  H-5 Lebaran, Pergerakan Penumpang Angkutan Umum Mulai Terjadi Kenaikan

Pada kesempatan yang sama, hadir sebagai tamu kehormatan dan juga narasumber dari Kementerian Perhubungan mewakili Menteri Perhubungan yaitu Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Hubungan Antar Lembaga, Buyung Lalana.

Konferensi APS Pertama di Biak, Bahas 3 Isi Besar

Menyampaikan materi dengan tema transportasi yang membahas secara explisit isu mengenai peluang tantangan investasi Papua dan Papua Barat dan juga tol Laut serta multi moda transportasi Papua serta Papua Barat sebagai poros maritim dunia.

Dalam paparannya, Staf Khusus Menhub mengajak masyarakat untuk memanfaatkan Program Strategis Nasional Tol Laut yaang tujuan hadirnya program ini adalah untuk mengurangi kesenjangan dan menjamin kesejahteraan di wilayah 3TP (Tertinggal, Terpencil, Terluar dan Perbatasan)

Turut hadir dan menyampaikan materi melalui daring, Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Ekonomi dan Investasi Transportasi Prof. Wihana Jaya Kirana.

“Arahan presiden mulai dari daerah pinggiran menjadi prioritas, terutama wilayah Papua dan Papua Barat di kawasan timur Indonesia. Berbagai ketimpangan pembangunan di kawasan wilayah timur harus diberikan suatu solusi dan penyelesaiannya dengan peluang investasi transportasi dan bussines shipping,” ungkapnya.

Turut hadir secara laring dari ICRP Ustad Achmad Nurcholis bersama Pdt. Franky Tampubolon dan melalui daring yaitu Alyssa Wahid dari Gusdurian, Romo Johannes Hariyanto mewakili Ketua Umum PGI Ronald Ricard dan juga tamu kehormatan lainnya Komisaris PT. KAI yang juga sebagai Widyaiswara Utama dan sebelumnya Staf Ahli Kemenhub Bidang Multimoda dan Keselamatan Transportasi, Cris Kuntadi. (*)

Bagikan pendapatmu tentang artikel di atas!

Bagikan

Pos terkait