
Jakarta, Nusantara Info: Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, pada Minggu (21/9/2025) mengumumkan bahwa Inggris secara resmi mengakui negara Palestina. Keputusan ini menandai perubahan besar kebijakan luar negeri Inggris, yang sebelumnya hanya membuka peluang pengakuan sebagai bagian dari proses perdamaian.
Pada Juli lalu, Starmer telah memberi ultimatum kepada Israel: Inggris akan mengakui Palestina di Sidang Umum PBB jika Israel tidak mengambil langkah nyata mengakhiri situasi buruk di Gaza. Dengan keputusan ini, Inggris bergabung dengan lebih dari 140 negara anggota PBB yang telah mengakui Palestina.
Australia dan Kanada Ikut Mengakui Palestina
Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, juga mengumumkan negaranya secara resmi mengakui bahwa Palestina adalah negara yang merdeka dan berdaulat. Menurutnya, langkah ini merupakan bagian dari upaya internasional terkoordinasi untuk mendorong solusi dua negara.
“Pengakuan hari ini mencerminkan komitmen lama Australia terhadap solusi dua negara, yang selalu menjadi satu-satunya jalan menuju perdamaian dan keamanan yang abadi bagi rakyat Israel dan Palestina,” ujarnya.
Sementara itu, Perdana Menteri Kanada, Mark Carney, dalam unggahannya di X (Twitter), menyampaikan bahwa Kanada “menawarkan kemitraan untuk membangun masa depan damai bagi negara Palestina dan Israel.”
Portugal Tegaskan Solusi Dua Negara Jalan Menuju Perdamaian
Menteri Luar Negeri Portugal, Paulo Rangel, menyebut solusi dua negara sebagai satu-satunya cara yang masuk akal untuk menyelesaikan konflik Israel–Palestina. Pernyataan ini disampaikan setelah Portugal mengikuti langkah Inggris, Kanada, dan Australia mengakui Palestina.
“Portugal mendukung solusi dua negara sebagai satu-satunya jalan menuju perdamaian yang adil dan berkelanjutan, gencatan senjata sangat mendesak,” kata Rangel di kantor misi tetap Portugal untuk PBB di New York.
Ia menegaskan bahwa Hamas “tidak boleh memiliki kendali di Gaza maupun di luar wilayah itu” serta mengecam perluasan permukiman Israel di Tepi Barat.
Pengakuan terhadap Palestina, menurutnya, tidak menghapus bencana kemanusiaan di Gaza, tetapi merupakan langkah konsisten kebijakan luar negeri Portugal.
Netanyahu: Tidak Akan Terjadi
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menegaskan penolakannya atas pembentukan negara Palestina. Pernyataan itu disampaikan setelah Inggris, Kanada, dan Australia mengumumkan pengakuan terhadap Palestina.
“Saya punya pesan jelas untuk para pemimpin yang mengakui negara Palestina setelah pembantaian mengerikan pada 7 Oktober: Kalian memberi hadiah besar kepada terorisme. Itu tidak akan terjadi. Tidak akan ada negara Palestina di sebelah barat Sungai Yordan,” kata Netanyahu.
Ia juga berjanji terus memperluas permukiman Yahudi di Tepi Barat yang diduduki sejak 1967. Netanyahu mengklaim selama bertahun-tahun dirinya berhasil mencegah terbentuknya “negara teror” tersebut meski menghadapi tekanan internasional.
Langkah Bersejarah dalam Diplomasi Global
Dengan keputusan Inggris, Australia, Kanada, dan Portugal, semakin banyak negara Barat yang mengakui Palestina. Langkah ini menandai dorongan baru terhadap solusi dua negara di tengah konflik berkepanjangan Israel–Palestina.
Meskipun pengakuan internasional ini belum otomatis menciptakan negara Palestina yang berdaulat penuh, langkah ini dipandang sebagai sinyal kuat kepada Israel dan komunitas internasional bahwa jalan menuju perdamaian memerlukan pengakuan politik nyata. (*)