Misi Kemanusiaan Berlanjut: EMT ke-3 BSMI Pulang dari Gaza, Fokus Terapi Luka dengan Stem Cell

Bagikan

Misi Kemanusiaan Berlanjut: EMT ke-3 BSMI Pulang dari Gaza, Fokus Terapi Luka dengan Stem Cell

Jakarta, Nusantara Info: Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) kembali menegaskan komitmennya dalam aksi kemanusiaan global. Emergency Medical Team (EMT) ke-3 BSMI untuk Gaza resmi kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan misi kemanusiaan selama dua pekan di Rumah Sakit Al Nasser, Khan Younis, Gaza Selatan. Namun, kepulangan mereka bukanlah akhir, melainkan babak lanjutan dari rangkaian misi penyelamatan dan pemulihan kesehatan warga sipil Palestina yang dilanda krisis berkepanjangan.

Dipimpin oleh dr. Jamaluddin, tim ini beranggotakan lima dokter spesialis dan satu dokter umum, dengan fokus utama pada perawatan luka berat menggunakan terapi stem cell, sebuah metode modern yang diharapkan menjadi solusi jangka panjang di tengah minimnya fasilitas medis di Gaza.

“Kebutuhan tertinggi saat ini adalah penanganan luka berat. Maka kami melanjutkan kesinambungan misi sebelumnya, terutama dalam terapi stem cell yang sudah dimulai oleh EMT ke-2,” ujar dr. Jamaluddin, Senin (28/7/2025).

Transfer Ilmu, Bukan Sekadar Bantuan

Yang membedakan EMT ke-3 dari misi sebelumnya adalah pendekatan berkelanjutan, tidak hanya memberikan layanan medis secara langsung, tetapi juga melatih tenaga kesehatan lokal Palestina untuk mampu menangani kasus serupa secara mandiri di masa depan.

EMT ke-3 menindaklanjuti inisiasi dari Prof. Dr. dr. Basuki Supartono, pakar stem cell dan penyembuhan luka yang menjadi bagian dari EMT ke-2. Pelatihan terapi stem cell kepada dokter residen dan koas Palestina menjadi kunci keberlanjutan.

“Kami juga menyusun kerja sama perawatan luka di dalam Gaza, agar ada transfer pengetahuan. Ini bukan misi sementara, ini investasi kemanusiaan jangka panjang,” tambah Jamaluddin.

Adapun jajaran dokter yang tergabung dalam EMT ke-3 mencerminkan kebutuhan medis paling mendesak di Gaza:

  • dr. Jamaluddin, Sp.M(K) – Spesialis Mata (Ketua Tim)
  • Dr. dr. Ristiawan Muji Laksono, Sp.An-TI, Subsp.M.N.(K), FIPP – Spesialis Anestesi
  • Dr. dr. Mohammad Kuntadi Syamsul Hidayat, Sp.OT, Ph.D – Spesialis Ortopedi
  • dr. Leny Suardi, Sp.OG – Spesialis Kandungan
  • dr. Yenny Rachmawati, Sp.DV – Spesialis Kulit dan Kelamin
  • dr. Desro Rivani – Dokter Umum Spesialisasi Perawatan Luka
Baca Juga :  Menkeu Sri Mulyani Dorong Kepala Daerah Berinovasi Biayai Pembangunan

Seluruh dokter bekerja setiap hari di poli masing-masing, menyesuaikan diri dengan keterbatasan fasilitas rumah sakit dan medan perang yang masih aktif di beberapa wilayah Gaza.

“Alhamdulillah, masing-masing dokter bisa bekerja maksimal, walau dengan sarana terbatas. Semangatnya tetap utuh,” ungkap Jamaluddin.

Gaza: Lebih dari Sekadar Zona Konflik

Misi kemanusiaan ke Gaza bukan hanya soal menyembuhkan luka fisik, tetapi juga luka psikologis, kehilangan, dan trauma akibat perang. Di tengah keterbatasan listrik, air bersih, obat-obatan, dan akses logistik, kehadiran tenaga medis Indonesia menjadi secercah harapan di tengah kelamnya situasi.

EMT BSMI telah membuktikan bahwa solidaritas lintas batas negara masih hidup dalam bentuk yang nyata, profesional, dan berkelanjutan.

Misi ini adalah bagian dari rangkaian pengiriman EMT BSMI ke Gaza yang telah dimulai sejak awal 2024. Dengan fokus berkelanjutan pada terapi luka dan kolaborasi edukatif, BSMI memperkuat posisinya sebagai aktor penting dalam diplomasi kemanusiaan Indonesia. (*)

Bagikan pendapatmu tentang artikel di atas!

Bagikan

Pos terkait