
Jakarta, Nusantara Info: Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi berharap keberadaan food estate yang tengah dikembangkan di kawasan timur Indonesia, khususnya di Merauke, Papua Selatan, dapat menjadi solusi untuk meningkatkan jumlah muatan balik kapal tol laut.
Selama ini, kapal-kapal tol laut yang mengangkut bahan pokok dan kebutuhan penting ke daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) selalu berangkat dengan muatan penuh. Namun, saat kembali ke pelabuhan asal, sebagian besar kapal justru kosong atau hanya membawa sedikit barang.
“Kami berharap dengan adanya food estate di Merauke, kekosongan yang selama ini terjadi di arus balik tidak menjadi isu lagi. Hasil panen dari food estate bisa dikirim ke wilayah barat Indonesia,” ujar Dudy di Jakarta, Kamis (2/10/2025).
Menurut Dudy, pada tahap awal kapal tol laut akan diarahkan untuk membawa hasil panen dari lumbung pangan nasional (food estate) seluas 263.984 hektare di Wanam, Merauke. Kementerian Perhubungan kini tengah mempercepat pembangunan Pelabuhan Wanam agar kapal tol laut bisa langsung mengangkut hasil pertanian dari lokasi tersebut.
Program ini diharapkan tak hanya meningkatkan efisiensi logistik nasional, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi petani di wilayah timur Indonesia dengan memperluas akses pasar hasil bumi mereka.
Ketimpangan Muatan Masih Tinggi
Berdasarkan data realisasi angkutan tol laut hingga Agustus 2025, tercatat ketimpangan signifikan antara muatan berangkat dan muatan balik.
Sebanyak 14.705 kontainer (TEUs) diangkut saat keberangkatan, sementara hanya 4.095 TEUs yang dibawa saat kapal kembali ke pelabuhan asal.
Beberapa kapal bahkan tercatat tidak membawa muatan sama sekali saat arus balik, seperti Kapal Palung Mas (rute Tanjung Perak–Nunukan PP) serta Red Rock, Red Resource, dan Reliance (rute Tanjung Perak–Reo PP) yang dioperasikan oleh PT Merates.
Sementara itu, Kapal Logistik Nusantara 05 milik PT Pelni tercatat memiliki muatan terbesar sepanjang 2025. Kapal ini melayani rute Tanjung Perak–Makassar–Morotai–Galela–Maba–Weda–Tanjung Perak dengan total muatan berangkat 1.082 TEUs dan muatan balik 626 TEUs.
Pemerintah Evaluasi Skema dan Rute Tol Laut
Pemerintah kini tengah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program tol laut, baik dari sisi skema operasional maupun efisiensi rute. Hingga Agustus 2025, terdapat 39 kapal yang beroperasi melayani 39 trayek ke berbagai wilayah Indonesia.
Skema yang berlaku saat ini mencakup subsidi operasional kapal dan subsidi titip kontainer. Pemerintah juga tengah mengkaji sejumlah opsi baru, seperti pemberian konsesi kepada pelaku usaha logistik atau perluasan mekanisme titip kargo guna meningkatkan efektivitas distribusi barang.
Dengan optimalisasi muatan balik melalui pemanfaatan hasil food estate Merauke, diharapkan program tol laut dapat berjalan lebih efisien dan berkelanjutan, sekaligus mendorong pemerataan ekonomi antara wilayah barat dan timur Indonesia. (*)