
Elon Musk resmi bentuk partai politik baru bernama America Party usai berselisih dengan Donald Trump. Apa visi politiknya dan seberapa besar peluangnya di Pilpres AS 2028?
Jakarta, Nusantara Info: Miliarder teknologi dan CEO Tesla, Elon Musk kembali membuat gebrakan besar di panggung global. Kali ini, bukan lewat roket atau mobil listrik, melainkan dunia politik. Musk resmi mengumumkan pendirian partai politik baru bernama “America Party”, melalui melalui platform X (dulu Twitter), pada Sabtu (5/7/2025).
Menurutnya, kehadiran America Party sebagai upaya untuk mengembalikan akal sehat dalam pemerintahan sekaligus memisahkan diri dari pengaruh Donald Trump.
Musk menyatakan bahwa partainya akan memprioritaskan inovasi, transparansi pemerintahan, dan melawan ekstremisme politik, baik dari kiri maupun kanan.
“Partai ini adalah milik rakyat, bukan elite politik lama. Amerika butuh masa depan, bukan masa lalu,” katanya.
Pecah Kongsi dengan Donald Trump
Langkah Elon Musk membentuk partai sendiri muncul usai pecah kongsi dengan Donald Trump, tokoh Partai Republik yang dulu sempat dekat dengannya. Ketegangan antara keduanya semakin memburuk setelah Kongres Amerika Serikat (AS) meloloskan Rancangan Undang-Undang (RUU) pajak dan belanja “Big Beautiful Bill” andalan Presiden AS Donald Trump, yang dinilai Musk hanya menguntungkan elite lama dan korporasi besar tanpa arah jangka panjang.
“Saya tidak bisa lagi mendukung politisi yang hanya berpikir jangka pendek dan memperkuat sistem lama yang rusak,” ujar Musk.
Dia menegaskan bahwa partainya akan menjadi alternatif nyata bagi warga Amerika yang merasa kecewa dengan Partai Demokrat dan Republik.
Lebih lanjut Musk menjelaskan, bahwa partai politik independen baru yang ia dirikan merupakan reformasi sistem pemilu, tranparansi anggaran dan kebijakan, investasi besar dalam sains, pendidikan, dan teknologi, kebebasan berbicara dan pengurangan sensor digital, serta pemerintahan berbasis data dan efisiensi.
Meski belum mengumumkan siapa kandidat presiden dari partai ini, spekulasi mencuat bahwa Musk tengah mencari figur independen muda atau bahkan mempertimbangkan untuk mengorbitkan tokoh non-politik dari sektor teknologi dan pendidikan.
Tantangan Berat di Sistem Politik Dua Partai
Mendirikan partai baru di Amerika Serikat bukan perkara mudah. Sistem politik AS sangat mendukung dua partai besar, dan partai ketiga kerap kesulitan menembus pemilu nasional.
Tantangan yang dihadapi antara lain:
- Akses surat suara (ballot access) yang berbeda di setiap negara bagian
- Minimnya dukungan struktural di akar rumput
- Risiko memecah suara oposisi yang dapat menguntungkan kandidat petahana
- Butuh dana kampanye besar dan jaringan relawan nasional
Namun, dengan kekuatan finansial dan pengaruh digital Musk, beberapa analis menilai America Party bisa menjadi kekuatan baru yang mengganggu keseimbangan politik tradisional AS.
Apakah Elon Musk Akan Maju Capres?
Pertanyaan besar lainnya: apakah Elon Musk sendiri akan maju sebagai calon presiden?
Jawabannya, secara hukum: tidak bisa. Musk lahir di Afrika Selatan dan bukan warga negara AS sejak lahir, sehingga tidak memenuhi syarat konstitusional untuk menjadi Presiden AS.
Namun demikian, Musk tetap bisa menjadi kingmaker atau tokoh penggerak utama dalam pemilu, dengan mendukung calon dari partainya dan memobilisasi puluhan juta pengikutnya di media sosial.
Langkah Elon Musk mendirikan America Party menandai fase baru dalam keterlibatannya di politik AS. Di tengah ketidakpuasan publik terhadap Partai Demokrat dan Republik, kehadiran partai alternatif bisa menjadi peluang atau justru risiko bagi peta politik Amerika menjelang Pilpres 2028.
Apakah America Party akan bertahan sebagai gerakan jangka panjang atau hanya ledakan sesaat? Dunia sedang mengamati. (*)