
Jakarta, Nusantara Info: Miliarder Elon Musk mengatakan bahwa ia menyesali beberapa unggahan yang ia buat tentang Presiden AS, Donald Trump, selama perang kata-kata mereka di media sosial. “Mereka bertindak terlalu jauh,” tulis Musk di platform media sosial miliknya, X (Twitter).
Keduanya terlibat dalam perselisihan publik setelah pemilik Tesla itu mengundurkan diri dari jabatannya di Gedung Putih dan menyebut tagihan pajak Trump sebagai kekejian yang menjijikkan.
Unggahannya muncul setelah Trump mengatakan bahwa ia terbuka terhadap kemungkinan rekonsiliasi dalam sebuah wawancara dengan “New York Post” pada hari Rabu (11/6/2025). Presiden Trump mengatakan bahwa ia sedikit kecewa tentang dampaknya, tetapi tidak ada perasaan tidak enak.
“Saya pikir ia merasa sangat tidak enak karena mengatakan itu,” kata Trump tentang rentetan kemarahan Musk di media sosial.
Anggaran, yang mencakup keringanan pajak besar-besaran dan lebih banyak pengeluaran pertahanan, disahkan oleh DPR bulan Mei 2025 lalu dan sekarang sedang dipertimbangkan oleh para senator.
Musk mendesak warga Amerika untuk menghubungi perwakilan mereka di Washington untuk membatalkan RUU tersebut, karena ia yakin RUU tersebut akan menyebabkan resesi pada paruh kedua tahun ini.
Pengusaha teknologi itu mengklaim, tanpa bukti, bahwa Trump muncul dalam berkas pemerintah yang belum dirilis yang terkait dengan mendiang pelaku kejahatan seks Jeffrey Epstein. Gedung Putih membantah klaim tersebut.
Sebagai tanggapan, Trump mengatakan Musk telah kehilangan akal sehatnya dan mengancam akan membatalkan kontrak pemerintahnya, yang diperkirakan bernilai 38 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 617.690.000.000.000. Sebagian besar dari itu masuk ke perusahaan teknologi luar angkasa milik Musk, SpaceX.
“Saya pikir itu hal yang sangat buruk, karena dia sangat tidak sopan. Anda tidak bisa tidak menghormati jabatan presiden,” kata Trump dalam sebuah wawancara dengan “NBC” pada hari Minggu (8/6/2025).
Musk tampaknya telah menghapus banyak unggahannya selama akhir pekan, termasuk satu unggahan yang menyerukan pemakzulan Trump.
Musk adalah donor terbesar untuk kampanye presiden Trump tahun 2024 dan dianggap sebagai tangan kanan Trump. Disebutkan dana Musk mencapai 250 juta dolar AS atau setara dengan Rp 4.063.750.000.000.
Mantan ajudan Trump, Steve Bannon, menyerukan agar Musk, yang lahir di Afrika Selatan, dideportasi.
Wakil Presiden AS, JD Vance, mengatakan bahwa ia berharap pada akhirnya Elon kembali bergabung tetapi itu mungkin sulit mengingat ia menjadi orang yang sangat berpengaruh.
Sebagian besar anggota Partai Republik menyerukan agar kedua pria itu berdamai, sementara anggota Partai Demokrat menyaksikan perseteruan itu berlangsung.
Dampaknya terjadi tak lama setelah Musk meninggalkan Departemen Efisiensi Pemerintah (Doge-Department of Government Efficiency), setelah hanya 129 hari menjabat. (*)