Penemuan Ladang Ganja di Aceh Meningkat, TNI AD Siapkan Batalyon Teritorial

Bagikan

Penemuan Ladang Ganja di Aceh Meningkat, TNI AD Siapkan Batalyon Teritorial
Personel TNI Korem 011/Lilawangsa bersama tim gabungan BNN, polisi dan Kodim 0103/Aceh Utara memusnahkan empat hektare ladang ganja di dua dusun, Foto: Dok/Fotografer Laung

Aceh, Nusantara Info: Wilayah Provinsi Aceh kembali digegerkan dengan penemuan ladang ganja di beberapa titik di wilayah paling barat Tanah Air ini. Area tepian hutan dijadikan lahan nonproduktif dengan ditanami mariyuana (ganja), luasnya bervariasi dari satu hingga lima hektar bahkan ada yang lebih dari lima hektar.

Penemuan ladang ganja di sejumlah titik di area hutan pegunungan bumi Aceh, mulai awal tahun 2024 hingga pertengahan tahun 2025 ini sudah berulang kali terungkap.

Berikut beberapa fakta yang dirangkum dari awal penemuan hingga pemusnahan tanamanan ladang ganja oleh personel TNI AD di jajaran Korem 011/Lilawangsa bersama tim gabungan.

Peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba, dalam hal ini tanaman ganja sudah sangat meresahkan masyarakat, tumbuhan ini sengaja ditanam oleh orang tidak bertanggung jawab demi keuntungan singkat, namun menjadi ancaman serius tanpa memandang usia.

Komandan Korem (Danrem) 011/Lilawangsa, Kolonel Inf Ali Imran, melalui Kasi Intel Korem 011/Lilawangsa, Mayor Inf Jahrul Fahmi mengatakan ladang ganja kerap ditemukan oleh warga saat melakukan berbagai kegiatan di gutan seperti berburu maupun berkebun, kemudian mereka melaporkan kepada Babinsa TNI terdekat.

“Belum sepekan, pengungkapan kasus ladang ganja seluas tiga hektar di wilayah Kabupaten Gayo Lues pada Minggu 11 Mei lalu, kini TNI jajaran Korem 011/Lilawangsa bersama tim gabungan BNN, Polri dan Kodim 0103/Aceh Utara kembali menemukan sekaligus melakukan pemusnahan ladang ganja di wilayah Kabupaten Aceh Utara,” ujarnya.

Bulan lalu baru saja ditemukan sekaligus dimusnahkan sekitar tiga hektare ladang ganja di wilayah Gayo Lues, namun pada Selasa (27/5/2025) ditemukan lagi sekitar empat hektar lebih ladang ganja di sejumlah titik lokasi terpisah, yakni seluas satu hektare di dua Dusun Alue Ie Seuke dan tiga hektare di Alue Garot dalam Gampong Teupin Risep, Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Utara, sebut Mayor Inf Jahrul Fahmi.

Baca Juga :  Simak Selengkapnya, ini Syarat dan Cara Membuat e-KTP!

Menurut Mayor Jahrul Fahmi, diperlukan ketegasan dan keseriusan pemerintah daerah bersama seluruh instansi dan elemen masyarakat menghadapi ancaman penyalahgunaan Narkoba, salah satunya tanaman ganja yang kerap ditemukan.

Minggu lalu, Rabu (21/5/2025) ditemukan ladang ganja seluas satu hektar atau sekitar 1.400 pohon, ketinggian rata-sata 50 sampai 1,5 meter dengan berat basah 700 kg, kemudian hasil pengembangan ditemukan lagi pada Sabtu(24/5/2025), di empat titik, masing-masing dengan jarak lokasi 300 sampai 1 kilometer dengan luas tiga hektare sebanyak tiga ribu lebih batang ganja, ketinggian bervariasi, mulai pembibitan hingga tanaman ganja siap panen sekitar dua meter lebih dengan berat basah mencapai 1,8 ton, urainya, Senin (26/5/2025).

Sementara pelaku atau pemilik ladang ganja tidak ditemukan, namun tim akan terus melakukan pengembangan, sedangkan akses menuju ke lokasi harus menempuh jarak lima kilometer dengan lama perjalanan sekitar dua jam dengan akses jalan setapak relatif curam, kemungkinan jika ditelusuri lagi kedalam hutan, diindikasikan masih ditemukan ladang ganja tersebut.

“Memanfaatkan tanah disana subur, karena disetiap lereng ada aluran air pergunungan, diharapkan masyarakat harus produktif mengalihkan menanam yang bermanfaat, seperti sayur, palawijah sehingga menghasilkan rezeki yang halal. Kalau ganja ini dilarang melangar hukum, bahkan dalam agama Islam juga tidak diperbolehkan,” terang Jahrul Fahmi.

Menurutnya, para pelaku sengaja menanam ganja di sela-sela antara pohon pinang, diduga tujuannya untuk mengelabui agar tidak terdeteksi oleh petugas apabila memantau menggunakan drone, namun setelah ditelusuri ternyata masih ditemukan.

“Berkaitan ini, mengapa pemerintah mencanangkan pembentukan 50 Batalyon Teritorial Pembangunan di seluruh Indonesia, salah satunya di Aceh, TNI dan pemerintah setempat berkolaborasi, tujuannya menjaring dan mengajak masyarakat tidak salah jalan serta agar lebih menanam yang produktif, kita khawatir secara otomatis dapat merambat merusak anak-anak generasi muda,” pungkasnya. (*)

Bagikan pendapatmu tentang artikel di atas!

Bagikan

Pos terkait