Usai Menjalani Misi Kemanusiaan di Negara Konflik, 5 Dokter Tiba Di Tanah Air

Bagikan

Usai Menjalani Misi Kemanusiaan di Negara Konflik, 5 Dokter Tiba Di Tanah Air
EMT BSMI Tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Foto: Wahyu Hidayat

Tangerang, Nusantara Info: Emergency Medical Team (EMT) Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, setelah menyelesaikan tugas mengabdi dalam misi kemanusiaan medis di Gaza selama dua pekan.

Lima dokter terdiri dari 4 dokter spesialis dan 1 dokter gigi ini bekerja di RS Al Nasser, Khan Younis, Gaza dalam misi medis global bersama Rahma World Wide.

“Sudah 7 dokter spesialis dari BSMI bertugas di Gaza dan Insya Allah kita akan terus rotasi tim medis karena memang kebutuhan tenaga medis di Gaza sangat diperlukan,” ujar Basuki dalam keterangannya di Tangerang, Sabtu (3/5/2025).

Basuki mengatakan, selain bertugas di pelayanan medis, Tim EMT ke-2 BSMI juga melakukan pendampingan pendidikan bagi dokter residen dan koas di RS Al Nasser Gaza.

“RS Al Nasser di Gaza adalah rumah sakit pendidikan sehingga banyak dokter residen dan koass yang kita berikan pendidikan dalam hal stem cell untuk perawatan luka karena memang keterbatasan di Gaza dalam perawatan luka bisa dilakukan dengan stem cell,” ungkap pakar stem cell ini.

Sementara itu, Djazuli Ambari menambahkan, berdasarkan pengiriman langsung Tim EMT BSMI untuk Gaza, pihaknya menegaskan tiga sikap utama mendesak dihentikannya serangan di Gaza, membuka koridor bantuan kemanusiaan secepatnya, dan mendorong pengiriman bantuan termasuk tim medis.

“Kami menyerukan kepada seluruh pihak, khususnya komunitas internasional, untuk segera menghentikan serangan di Gaza dan mendorong terciptanya gencatan senjata jangka panjang. Ini soal kemanusiaan, bukan sekadar geopolitik,” terang Djazuli.

BSMI juga menyampaikan bahwa dua tim Emergency Medical Team (EMT 1 dan EMT 2) yang dikirim ke Gaza telah bekerja di lapangan, membantu pasien di RS Europa Gaza dan RS Al Nasser Gaza. Namun, dengan kondisi akses bantuan yang sangat terbatas, pelayanan medis di Gaza diperkirakan hanya mampu bertahan selama 40 hari ke depan.

Baca Juga :  Budi Karya Sembuh dari Covid-19 Karena Semangat Untuk Berkarya

“Kondisi di lapangan sangat kritis. Tanpa pembukaan koridor kemanusiaan, rakyat Gaza menghadapi ancaman kelaparan dan kolapsnya layanan kesehatan,” jelasnya.

Selain itu, BSMI mendorong Pemerintah Republik Indonesia untuk mengintensifkan diplomasi dengan Mesir dan PBB guna membuka jalur bantuan. Selain itu, BSMI mengajak para tenaga medis Indonesia untuk bergabung dalam misi kemanusiaan ke Gaza.

“Kami mengajak sejawat tenaga medis dari Indonesia untuk mengabdikan ilmu dan tenaganya di Gaza. Ini adalah misi kemanusiaan yang tidak bisa ditunda,” tutupnya. (*)

Bagikan pendapatmu tentang artikel di atas!

Bagikan

Pos terkait