Perang Iran-Israel Memanas: Ini Dampaknya Bagi Indonesia

Bagikan

Perang Iran-Israel Memanas: Ini Dampaknya Bagi Indonesia
Ilustrasi Iran-Israel Memanas, Foto: Istimewa

Jakarta, Nusantara Info: Konflik terbuka antara Iran dan Israel yang terus memanas tidak hanya mengancam stabilitas Timur Tengah, tetapi juga berpotensi memberikan dampak signifikan bagi negara-negara lain, termasuk Indonesia.

Meski secara geografis Indonesia jauh dari pusat konflik, posisi strategis Indonesia sebagai negara dengan ekonomi besar dan ketergantungan pada energi global membuat perang ini tak bisa dianggap remeh.

Berikut adalah beberapa dampak yang perlu diwaspadai Indonesia terkait eskalasi perang Iran-Israel terbaru.

  1. Harga Minyak Diprediksi Melonjak Tajam

Perang antara Iran dan Israel langsung mengguncang pasar minyak dunia. Iran adalah salah satu produsen minyak terbesar di dunia, dan setiap ketegangan yang melibatkan negara tersebut otomatis memicu kenaikan harga minyak.

Dalam perdagangan Senin pagi, harga minyak mentah Brent melonjak hingga 7% akibat kekhawatiran gangguan suplai dari kawasan Teluk. Bagi Indonesia, yang sebagian besar kebutuhan BBM-nya masih bergantung pada impor minyak mentah dan produk olahan, lonjakan harga ini berpotensi menambah beban subsidi energi dan mendorong inflasi.

Menurut ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Eko Listiyanto, jika perang berlarut, Indonesia harus siap dengan risiko kenaikan harga BBM dan potensi pelebaran defisit neraca perdagangan.

  1. Tekanan Terhadap Rupiah dan Stabilitas Ekonomi

Kenaikan harga minyak dan ketidakpastian geopolitik biasanya mendorong pelaku pasar global mengalihkan aset mereka ke instrumen yang dianggap aman seperti dolar AS dan emas. Ini dapat menyebabkan tekanan pada nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Bank Indonesia kemungkinan harus memperkuat intervensi di pasar valas untuk menjaga stabilitas kurs, meski ini berpotensi menggerus cadangan devisa.

  1. Gangguan Jalur Distribusi dan Biaya Logistik

Perang ini juga berpotensi mengganggu jalur distribusi energi dan perdagangan dunia, khususnya jika konflik meluas ke Selat Hormuz, jalur vital yang dilalui sekitar 20% perdagangan minyak global. Jika jalur ini terganggu, biaya logistik internasional termasuk pengiriman ke Indonesia bisa melonjak.

  1. Potensi Gejolak Sosial dan Dampak Keamanan Dalam Negeri
Baca Juga :  Setelah 18 Tahun Tidak Beroperasi, Stasiun Pondok Rajeg Dioperasikan Kembali

Isu Palestina dan konflik Timur Tengah sering menjadi perhatian publik Indonesia yang mayoritas Muslim. Eskalasi konflik yang melibatkan Israel kerap memicu gelombang solidaritas di Tanah Air. Unjuk rasa besar dan tekanan publik terhadap kebijakan luar negeri pemerintah bisa meningkat jika perang semakin memburuk.

Selain itu, aparat keamanan perlu mengantisipasi potensi radikalisasi atau penyusupan agenda kelompok ekstrem yang memanfaatkan isu Timur Tengah untuk memicu instabilitas domestik.

  1. Risiko Pelemahan Investasi Global

Ketidakpastian geopolitik umumnya membuat investor global bersikap hati-hati. Indonesia berpotensi menghadapi arus keluar modal asing (capital outflow) jika eskalasi perang Iran-Israel terus berlanjut dan memicu gejolak pasar global. Ini dapat memperlambat pemulihan ekonomi nasional yang sedang berlangsung pasca pandemi.

Meski Indonesia tidak terlibat langsung dalam konflik, dampak ekonomi, sosial, dan keamanan dari perang Iran-Israel berpotensi dirasakan secara signifikan. Pemerintah perlu mengambil langkah antisipatif, mulai dari stabilisasi harga energi, menjaga kurs rupiah, hingga mengamankan kondisi sosial dalam negeri.

Kewaspadaan dan diplomasi aktif Indonesia di kancah internasional menjadi kunci untuk memitigasi risiko yang bisa berkembang dari konflik ini. (*)

Bagikan pendapatmu tentang artikel di atas!

Bagikan

Pos terkait