Jakarta (6/12/2023): Gorontalo merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di bagian utara Pulau Sulawesi. Gorontalo ditetapkan sebagai provinsi pada 22 Desember 2000 dan merupakan pemekaran dari Provinsi Sulawesi Utara. Namun berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2000, provinsi ini lahir pada 5 Desember 2000.
Provinsi Gorontalo terdiri dari lima kabupaten dan satu kota, yakni Kabupaten Boalemo, Kabupaten Bone Bolango, Kabupaten Pohuwato, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Gorontalo Utara, dan Kota Gorontalo. Ibu kota provinsi ini adalah Kota Gorontalo.
Daerah yang dikenal dengan julukan “Serambi Madinah” ini memiliki banyak cerita mengenai sejarah dan asal usulnya. Berikut sejarah singkat Gorontalo yang berhasil dirangkum oleh tim Nusantara Info.
Sejarah Singkat Gorontalo
Provinsi Gorontalo berada di lokasi yang strategis, yakni diapit oleh dua perairan, yaitu Teluk Gorontalo atau yang sering disebut Teluk Tomini di sebelah selatan dan Laut Sulawesi Utara di sebelah utara.
Berdasarkan keterangan dari portal resmi Provinsi Gorontalo, wilayah ini pada zaman kolonial Belanda dikenal dengan sebutan “Semenanjung Gorontalo” (Gorontalo Peninsula).
Sementara berdasarkan sejarah, tanah Gorontalo terbentuk kurang lebih 400 tahun yang lalu, yang menjadikan kota ini sebagai salah satu kota tua di Sulawesi, selain Makassar, Pare-Pare, dan Manado.
Julukan “Serambi Madinah” sendiri sudah dimulai kisahnya sejak masa itu. Hal ini dikarenakan Gorontalo pada saat itu dikenal sebagai salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia Timur, selain Ternate dan Bone.
Seiring berjalannya waktu, penyebaran agama Islam di Gorontalo pun berubah menjadi pusat pendidikan dan perdagangan masyarakat di wilayah sekitar, yakni Bolaang Mengondow di Sulawesi Utara, Buol, Toli-Toli, Luwuk Banggai, dan Donggala di Sulawesi Tengah, hingga ke Sulawesi Tenggara.
Sebelum masa penjajahan, daerah Gorontalo berbentuk kerajaan-kerajaan yang diatur menurut hukum adat ketatanegaraa Gorontalo. Kerajaan-kerajaan tersebut tergabung dalam satu ikatan kekeluargaan yang disebut “Pohala’a”.
Menurut Haga (1931) daerah Gorontalo ada lima pohala’a, yaitu Pohala’a Gorontalo, Pohala’a Limboto, Pohala’a Suwawa, Pohala’a Boalemo, dan Pohala’a Atinggola
Dengan hukum adat tersebut, maka Gorontalo termasuk 19 wilayah adat di Indonesia. Antara agama dengan adat di Gorontalo menyatu dengan istilah “Adat bersendikan Syara’ dan Syara” bersendikan Kitabullah”.
Asal Usul Nama Gorontalo
Selain memiliki sejarah yang panjang, pengambilan atau asal usul nama Gorontalo juga tak kalah menariknya. Berikut ulasannya.
- Hulontalangio
Asal usul nama Gorontalo disebutkan berasal dari kata “Hulontalangio”. Ini merupakan salah satu kerajaan, yang akhirnya dipersingkat menjadi “hulontalo”.
- Hua Lolontalango
Asal nama Gorontalo yang kedua adalah berasal dari kata “Hua Lolontalango”. Kata kedua ini memiliki arti orang-orang Gowa yang berjalan lalu lalang.
- Hulontalangi
Kata berikutnya yang disebut menjadi cikal bakal nama Gorontalo adalah “Hulontalangi”, yang memiliki arti lebih mulai.
- Hulua Lo Tola
Dalam versi lain, nama Gorontalo disebut berasal dari kata “Hulua Lo Tola” yang artinya tempat berkembangnya ikan gabus.
- Pongotalo
Asal usul nama Gorontalo berikutnya berasal dari kata “Pongolatalo” atau “Puhulatalo”, yang artinya tempat menunggu.
- Gunung Telu
Kata “Gunung Telu” juga disebut-sebut sebagai asal usul nama Gorontalo, yang artinya tiga buah gunung. Sebab, menurut sejarah, ada tiga gunung purba di semenanjung Gorontalo, yaitu Gunung Malenggalila, Gunung Tilonggabila dan satu gung yang tidak bernama. Keberadaan tiga gunung tersebut, ada yang mengatakan bahwa asal-usul nama Gorontalo diambil dari kata Huidu Totolu (Gunung Telu).
- Hunto
Nama asal usul yang berikutnya adalah “Hunto”, artinya yakni sesuatu tempat yang senantiasi digenangi air.
Dari banyaknya versi keyakinan di atas, asal usul nama Gorontalo tidak diketahui dengan pasti, namun jelas kata “hulondalo” hingga sekarang masih hidup dalam ucapan orang Gorontalo dan orang Belanda, karena kesulitan dalam mengucapkannya maka diucapkan dengan Horontalo dan bila ditulis menjadi Gorontalo. (*)