Jakarta, Nusantara Info: Anggota DPR nonaktif, Ahmad Sahroni, akhirnya menampakkan diri di hadapan warga Tanjung Priok, Jakarta Utara, setelah lama menghilang pasca-penjarahan rumahnya pada gelombang demo 25–31 Agustus 2025. Sahroni berbicara kepada warga pada Minggu (2/11/2025), menyinggung pengalaman pribadi dan dampak sosial dari insiden tersebut.
“Semua orang membenci saya, semua orang mencari saya. Bapak ibu, saya alhamdulillah tidak korupsi,” ujar Sahroni, menegaskan integritasnya di hadapan masyarakat.
Bendahara Umum Partai NasDem itu juga menanggapi pandangan sebagian orang yang menganggap rumahnya merupakan milik rakyat dari hasil pajak. Sahroni justru meragukan orang-orang yang menjarah rumahnya membayar pajak.
“Saya yakin tuh, orang-orang yang teriak itu boro-boro bayar pajak. Pasti nunggu sembako juga,” katanya.
Lebih lanjut, Sahroni menilai kasus penjarahan telah dibingkai oleh pihak yang tidak memahami konteks politik. Ia menyesalkan barang-barang pribadi, termasuk foto keluarganya, ikut diambil.
“Pertanyaannya buat apa coba, oke lah barang lain diambil silakan. Foto keluarga diambil. Itu buat apa gitu,” keluhnya.
Sahroni kini tengah menjalani proses sidang dugaan pelanggaran etik di Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) terkait penonaktifannya. Sidang ini buntut pernyataannya yang dianggap tak empati merespons gelombang demo akhir Agustus.
MKD sendiri belum menetapkan jadwal pemanggilan Sahroni secara resmi. Selain dia, empat nama lain yang dijadwalkan menjalani sidang etik antara lain Nafa Urbach, Eko Patrio, Uya Kuya, dan Adies Kadir.
Insiden penjarahan rumah Sahroni menjadi sorotan publik, menimbulkan perdebatan soal etika politik dan tanggung jawab anggota DPR, sekaligus menegaskan pentingnya perlindungan properti pribadi di tengah dinamika aksi massa. (*)
