Jakarta (23/12/2021) – Pengoperasian bangunan baru Stasiun Manggarai di tahun 2021 menjadi salah satu capaian signifikan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan. Pengembangan stasiun yang terletak di Kota Administrasi Jakarta Selatan ini, merupakan bagian dari program Pembangunan Fasilitas Perkeretaapian untuk Manggarai s/d Jatinegara (double-double track / DDT), yang bertujuan untuk memisahkan jalur KA komuter dengan KA antarkota.
Selain revitalisasi Stasiun Manggarai, di akhir September 2021 juga telah dioperasikan elevated track Bogor Line guna peningkatan pelayanan bagi pengguna jasa KA komuter Jabodetabek. Pengoperasian jalur KA layang tersebut mengoptimalkan frekuensi perjalanan KRL agar semakin banyak penumpang yang dapat diangkut.
Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Perkeretaapian, Zulfikri, yang mendampingi Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, dalam Jumpa Pers Akhir Tahun Kinerja Sektor Perhubungan 2021 dan Outlook 2022 pada Selasa (21/12/2021).
Perkuatan Konektivitas dan Peningkatan Pelayanan Moda KA
Direktur Jenderal Perkeretaapian Zulfikri menyampaikan, sepanjang tahun 2021, DJKA telah membangun setidaknya 177,26 km jalur kereta api di seluruh Indonesia. Dari keseluruhan pembangunan jalur baru tersebut, 49,60 Km sudah diselesaikan di tahun 2021, sementara sisanya sepanjang 127,66 Km pembangunannya masih berlanjut.
“Penyelesaian jalur elektrifikasi sepanjang 62,8 km lintas Jogja-Solo di awal tahun adalah bentuk peningkatan pelayanan dengan dioperasikannya KRL Jogja-Solo sebagai KRL pertama di luar Jabodetabek,” ungkap Zulfikri.
Selain itu, DJKA telah mengoperasikan jalur ganda layang KA Yogyakarta International Airport sepanjang 5,4 Km, untuk memberikan kemudahan akses dari dan menuju ke bandara sekaligus menciptakan sistem transportasi yang lebih terintegrasi.
Jalur-jalur lain yang dibangun oleh DJKA di tahun 2021 antara lain yaitu jalur ganda KA Bogor-Sukabumi, jalur ganda KA Gedebage-Haurpugur, jalur ganda KA Mojokerto-Sepanjang, jalur KA Elevated Solo Balapan-Kadipiro.
“Selain di Pulau Jawa, kami juga membangun jalur KA Krueng Geukeuh-Paloh dan jalur KA Besitang-Langsa di Pulau Sumatera, serta pembangunan jalur KA Makassar-Parepare di Pulau Sulawesi,” ujar Zulfikri.
Lebih lanjut Zulfikri menuturkan, bahwa selama tahun 2021, DJKA telah melakukan peningkatan jalur KA sepanjang 144,03 Km, dimana sepanjang 86,83 Km di antaranya sudah selesai dan sepanjang 57,20 Km masih berjalan.
“Kami juga melakukan perawatan jalur KA sepanjang 192,92 Km di Jawa dan Sumatera untuk memastikan keseluruhan jalur kereta api yang aktif dapat dioperasikan dengan aman dan mengedepankan aspek keselamatan,” sambungnya.
Hasil peningkatan dan perawatan jalur kereta api ini, selanjutnya dinilai berdasarkan Track Quality Index (TQI). TQI merupakan suatu ukuran nilai (index) yang digunakan untuk menyatakan tingkat kualitas keteraturan suatu rel. Indeks TQI ini yang kemudian dijadikan acuan untuk menentukan ambang batas kecepatan yang diperbolehkan saat kereta api melintas.
Hasilnya diperoleh TQI sebesar 90,36% untuk kategori I dan II, yang berarti sarana perkeretaapian dapat melaju dengan kecepatan 100-120 km/jam, kondisi nyaman (kategori I) dan kecepatan 80-100 km/jam kondisi aman (kategori II).
Selanjutnya, dengan adanya peningkatan jalur kereta, terjadi pula peningkatan On Time Performance dari 78% di tahun 2020 menjadi 91% di tahun 2021, jam keberangkatan dan kedatangan kereta makin tepat waktu. Waktu tempuh kereta semakin cepat karena kecepatannya bisa optimal, perjalanan tetap nyaman dan berkeselamatan.
“Saat ini masyarakat penggunan jasa KA sudah bisa merasakan sendiri manfaat dari pembangunan, peningkatan dan perawatan jalur KA,” tutur Zulfikri.
Kinerja Anggaran 2021 dan Rencana Kerja 2022
Lebih lanjut, Zulfikri menjelaskan, realisasi penyerapan anggaran yang dicapai oleh DJKA per Desember 2021 sudah menyentuh kisaran 96,04% atau setara Rp 7,96 T dari total pagu Rp 8,29 T. Besaran serapan anggaran yang berhasil dicapai oleh DJKA ini tidak terlepas dari komitmen DJKA untuk terus mendorong perwujudan konektivitas transportasi kereta api di tengah pandemi sebagaimana instruksi Presiden Joko Widodo.
Hingga akhir tahun 2021, program Padat Karya Tunai bidang perkeretaapian telah menyerap tenaga kerja sebanyak 19.020 orang atau 988.614 OrangHari, dengan realisasi besaran upah sebesar Rp 103,72 Milyar.
“Kami menyadari melalui pembangunan yang terus berjalan, percepatan pemulihan ekonomi dapat segera terwujud dengan memberdayakan masyarakat di sekitar lokasi pembangunan melalui program Padat Karya Tunai di wilayah kerja Balai Teknik Perkeretaapian (12 provinsi, 88 kabupaten, 228 desa),” lanjutnya.
Zulfikri kembali menegaskan komitmen DJKA, untuk menyelesaikan proyek-proyek pembangunan dan peningkatan jalur kereta api yang sudah masuk ke dalam Outlook Pembangunan Perkeretaapian 2022.
Beberapa program pembangunan prasarana yang akan dilaksanakan di tahun 2022 antara lain: Elektrifikasi Jalur KA Lintas Solo Balapan – Solo Jebres (3,5 Km), Double Track lintas Bogor-Sukabumi (26,8 Km), Double Track Kiaracondong – Cicalengka Tahap 1 dan 2 (22,17 Km), jalur ganda KA Mojokerto-Sepanjang (33 Km), jalur KA Maros-Barru (59,6 Km) serta Engineering Service Jakarta MRT East-West Project (Phase I).
“Kami juga akan melanjutkan sejumlah kegiatan peningkatan jalur KA di Pulau Jawa dan Sumatera seperti Peningkatan Fasilitas Operasi Perkeretaapian lintas Jatinegara-Bogor dan Manggarai-Jakarta Kota, jalur KA Medan – Labuan, peningkatan jalur KA lintas Padang-Pariaman serta peningkatan jalur KA di lokasi lain,” tutup Zulfikri. (*)