
Jakarta, Nusantara Info: Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Benyamin Davnie optimistis proyek Waste to Energy (WTE) atau pengolahan sampah menjadi listrik di wilayahnya dapat terealisasi pada tahun 2027. Keyakinan itu muncul karena Tangsel termasuk salah satu dari tujuh lokasi yang dinyatakan paling siap untuk pembangunan fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa).
Pemerintah bersama Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) sebelumnya menetapkan 33 titik calon lokasi PLTSa di Indonesia. Dari jumlah tersebut, tujuh lokasi telah memenuhi kesiapan awal untuk masuk tahap pembangunan, dan Tangsel menjadi salah satunya.
“Kalau boleh berandai-andai, tahun 2027 sudah jadi energi listrik,” kata Benyamin dalam Waste to Energy Investment Forum 2025 di Auditorium Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Rabu (19/11/2025).
Berlandaskan Perpres 109/2025
Benyamin menjelaskan bahwa pembangunan PLTSa di Tangsel mengacu pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 109 Tahun 2025 tentang penanganan sampah perkotaan melalui teknologi pengolahan ramah lingkungan berbasis energi terbarukan.
Rencananya, PLTSa akan dibangun di kawasan TPA Cipeucang, Serpong, yang telah disiapkan lahan seluas 5 hektare. Lokasi tersebut dinilai ideal karena dekat dengan sumber air dan jaringan kelistrikan.
“Lahan 5 hektare sudah kita siapkan. Kebetulan lokasinya dekat aliran Sungai Cisadane dan gardu induk listrik tinggal menyeberang saja,” ujarnya.
Menurut Benyamin, berbagai kebutuhan pendukung telah tersedia sehingga Tangsel siap melangkah ke tahap berikutnya. Saat ini, proses PLTSa Tangsel sudah memasuki tahap konsultasi dan asistensi dengan Kementerian Lingkungan Hidup, sebelum dilanjutkan ke pembangunan fisik.
“Target kami dengan Perpres 109, dan kami laporkan sudah ada pemenang lelang di Tangerang Selatan yang nanti bisa masuk dalam Perpres 109. Ini lahan sudah siap 5 hektare. Teknologi membutuhkan air untuk mendinginkan turbin, kami punya Cisadane. Gardu induk PLN ada di seberang TPA,” jelasnya.
Peran Pemkot dan Masyarakat Jadi Kunci
Meski infrastruktur sudah siap, Benyamin mengungkapkan bahwa keberhasilan PLTSa tidak hanya ditentukan oleh pembangunan fasilitas. Peran Pemerintah Kota dalam memastikan pasokan sampah hingga edukasi masyarakat tetap menjadi aspek penting.
“Yang harus kita lakukan ke depan adalah bagaimana peran Pemerintah Kota mengangkut sampah ke industri waste to energy. Tapi yang tidak boleh dilupakan adalah peran masyarakat, supaya edukasi tetap dilakukan pemerintah daerah,” terangnya.
Dengan kesiapan lahan, akses energi, dan dukungan regulasi, Tangsel kini berada dalam posisi strategis untuk menjadi salah satu kota percontohan pengelolaan sampah berbasis energi di Indonesia. (ADV)






