Sejak 2015, Pelayaran Perintis Hubungkan 480 Pelabuhan di 28 Provinsi Indonesia

Bagikan

Sejak 2015, Pelayaran Perintis Hubungkan 480 Pelabuhan di 28 Provinsi Indonesia
Kapal Perintis KM. Sabuk Nusantara 104. (Foto: Humas Hubla)

Jakarta, Nusantara Info: Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terus memperkuat konektivitas antarpulau dan mendukung ketahanan logistik nasional melalui program Pelayaran Perintis, yang mencakup Angkutan Laut Perintis Penumpang, Angkutan Laut Perintis Barang (Tol Laut), serta Angkutan Rede.

Hingga Triwulan III tahun 2025, program ini mencatat berbagai capaian positif yang menunjukkan peran strategis transportasi laut dalam pemerataan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di wilayah Tertinggal, Terpencil, Terluar, dan Perbatasan (3TP).

Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Muhammad Masyhud menyebut sejak tahun 2015, layanan angkutan laut perintis telah membuka aksesibilitas transportasi laut ke berbagai daerah yang belum terlayani secara komersial.

“Di tahun 2025, terdapat 107 trayek angkutan laut perintis yang melayani 480 pelabuhan singgah di 28 provinsi dan 184 kabupaten/kota dengan realisasi 2.154 voyage,” ujarnya.

Secara kumulatif sejak 2015 hingga 2025, angkutan laut perintis penumpang telah melayani 7.899.415 orang penumpang dan mengangkut 1.364.547 ton muatan barang.

Dari total trayek tersebut, 30 trayek dioperasikan PT Pelni melalui mekanisme penugasan, sementara 77 trayek lainnya dijalankan oleh perusahaan pelayaran nasional melalui mekanisme e-catalogue.

Tol Laut dan Angkutan Rede Tunjukkan Tren Positif

Program Tol Laut tetap menjadi tulang punggung dalam menekan disparitas harga antarwilayah dan menjaga stabilitas pasokan barang pokok.

“Sampai September 2025, program Tol Laut telah mencapai 523 voyage dan melayani 104 pelabuhan dari barat hingga timur Indonesia,” jelas Masyhud.

Total muatan berangkat mencapai 19.713 TEUs dan 1.328 ton, sementara muatan balik sebanyak 5.624 TEUs. Angka ini mencerminkan peningkatan efisiensi logistik nasional dan pemerataan distribusi bahan pokok di wilayah 3TP.

Kemenhub juga tengah menyiapkan optimalisasi trayek Tol Laut 2026 dengan mekanisme subsidi baru berupa pola titip kontainer, untuk mendorong efisiensi anggaran dan efektivitas distribusi barang.

Baca Juga :  Penerbangan Perdana Angkutan Udara Perintis di Wilayah Sulawesi Utara Resmi Beroperasi

Selain Tol Laut, program Angkutan Rede juga mencatat tren positif. Hingga awal Oktober 2025, telah melayani 75 pelabuhan singgah di 11 provinsi dan 25 kabupaten/kota dengan realisasi 444 trip dan 37.756 penumpang.

“Angkutan Rede terbukti efektif sebagai penghubung antarpulau jarak dekat, terutama di daerah kepulauan,” terang Masyhud.

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Budi Mantoro menegaskan bahwa meski capaian program perintis sangat positif, tantangan masih ada mulai dari keterbatasan fiskal, jumlah armada, hingga infrastruktur pelabuhan yang belum merata.

“Evaluasi dan pengawasan harus dilakukan terus-menerus agar konektivitas laut yang merata dan berkeadilan benar-benar terwujud,” tegasnya.

Budi menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan pelaku logistik nasional untuk mempercepat realisasi sistem transportasi laut yang tangguh dan efisien.

“Dengan dukungan semua pihak, mulai dari perencanaan rute, penyediaan infrastruktur, hingga penguatan ekosistem logistik serta cita-cita transportasi laut berkelanjutan dan mandiri akan semakin dekat,” tutupnya. (*)

Bagikan pendapatmu tentang artikel di atas!

Bagikan

Pos terkait