Surabaya (26/7/2023): Setelah sukses menggelar Puncak Pertemuan Tahunan Keenam ASEAN Smart City Network (ASCN) pada 12-13 Juli 2023 di Bali, yang dihadiri oleh delegasi negara ASEAN, perwakilan negara-negara sahabat dan berbagai partisipan dalam dan luar negeri, Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan (Dirjen Bina Adwil) Safrizal ZA menyampaikan kemajuan perkembangan ASCN dalam forum yang mendiskusikan Master Plan on ASEAN Connectivity (MPAC) 2025 dalam rangka Monitoring, Review, dan Evaluasi (MRE) yang diselenggarakan di Surabaya pada Selasa (25/7/2023).
“Ada dua konteks strategis yang harus dihadapi ASCN, pertama yakni bagaimana menghadapi kuatnya arus urbanisasi yang terus meningkat. Kedua, terjadi disrupsi digital yang mempengaruhi semua aspek kehidupan manusia yang merevolusi cara kita hidup, bekerja, dan bermasyarakat” kata Safrizal.
Safrizal menyebutkan bahwa pertemuan yang diinisiasi oleh Perwakilan Tetap Republik Indonesia (PTRI) untuk ASEAN, selain penting untuk menjadi instrumen isu dan langkah strategis, juga terutama untuk turut mensukseskan Chairmanship ASCN 2023 oleh Indonesia, baik pada tataran konseptual maupun praktikal.
“Tujuan utama Smart City adalah untuk meningkatkan kualitas hidup bagi warga melalui pemanfaatan teknologi, melalui skema-skema kerjasama dalam pengembangan tata kelola kota sehingga dapat mewujudkan pelayanan publik yang responsif, efektif dan efisien. Konektifitas ASCN berada pada kerangka kerja tersebut,” jelasnya.
Sekadar mengingatkan, sambung Safrizal pada 2018, ada 26 kota percontohan yang masuk nominasi ASCN yang tersebar di seluruh negara anggota ASEAN seperti Bandar Seri Begawan dari Brunei Darussalam, Battambang dan Siem Reap dari Kamboja; Makassar, Banyuwangi, dan DKI Jakarta dari Indonesia, Luang Prabang dan Vientiane dari Lao PDR, Johor Bahru, Kuala Lumpur, Kota Kinabalu dan Kuching dari Malaysia, Nay Pyi Taw, Mandalay dan Yangon dari Myanmar, Kota Cebu, Kota Davao dan Manila dari Filipina, Singapura, Bangkok, Chonburi dan Phuket dari Thailand, Da Nang, Hanoi, dan Kota Ho Chi Minh dari Viet Nam. Kini ASCN memiliki 29 kota percontohan yang setiap kota diwakili oleh Chief Smart City Officer (CSCO). Tentunya jumlah ini akan terus berkembang sejalan dengan masifnya pertumbuhan kota-kota dikawasan.
“ASCN memiliki kerangka kerja yang mendorong implementasi inisiatif di enam bidang fokus pembangunan perkotaan, yaitu kewarganegaraan, kesehatan dan kesejahteraan, keselamatan dan keamanan, kualitas lingkungan, infrastruktur dan industri dan inovasi,” papar Safrizal.
Sejalan dengan aspek-aspek tersebut, dalam Keketuaan ASCN 2023, Indonesia juga sukses mengadakan rangkaian 4 seri diskusi, yang diselenggarakan untuk memfasilitasi ASCN Cities dan kota-kota lain di ASEAN untuk berbagi kemajuan dan tantangan mereka dalam mengimplementasikan kota cerdas untuk bertukar ide dan informasi, berbagi pengalaman dan pengetahuan, serta memperluas peluang potensi kerja sama.
“Kesuksesan Indonesia dalam menyelenggarakan annual meeting yang lalu dan komitmen Indonesia sebagai shepered dalam memajukan ASCN akan terus diperkuat. Tentunya kami mengajak seluruh pihak untuk berkolaborasi dalam pengembangan Smart City di Indonesia maupun di kawasan Asia Tenggara,” pungkas Safrizal. (*)