Jayapura (27/2/2022): Fakultas Teknik Universitas Cenderawasih (Uncen) bersama dengan Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Jayapura menyelenggarakan kuliah umum , Jumat (25/2/2022).
Tol Laut Papua menjadi topik utama dalam kuliah umum tersebut.
Dekan Fakultas Teknik Universitas Cenderawasih Johni Jonatan Numberi dalam sambutannya mengapresiasi Program Strategis Nasional Tol Laut, yang dapat menjangkau daerah-daerah terisolir pada wilayah 3TP, seperti di kawasan pesisir dan pegunungan Papua. Dengan adanya Tol Laut, pendistribusian pasokan logistik menjadi lancar bagi masyarakat yang membutuhkan dan juga dapat menurunkan disparitas harga yang terjadi di Papua.
“Fakultas Teknik Uncen akan ikut terus mendukung proses penyelenggaraan Tol Laut di Papua. Karena kehadiran Tol Laut di Papua memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah dan membantu masyarakat di wilayah 3TP untuk mendapatkan pasokan logistik dengan yang harga yang lebih murah,” katanya.
Kepala KSOP Kelas II Jayapura Capt. Roni Fahmi dalam kesempatan ini menyambut dengan gembira gebrakan yang dilakukan oleh Fakultas Teknik Universitas Cenderawasih dengan menyelenggarakan seminar Tol Laut Papua dan juga turut mendukung persiapan pembukaan prodi baru yaitu prodi transportasi laut.
“Pembukaan Prodi ini merupakan dukungan secara akademis dalam menciptakan SDM yang mumpuni di dunia maritim, sehingga diharapkan para alumni dapat terlibat secara aktif dalam mendukung kemajuan maritim Papua sebagai dukungan kepada Indonesia menjadi poros maritim dunia,” katanya.
Turut menjadi pembicara utama pada kuliah umum tersebut, yakni Kasi Lalu Lintas Angkutan Laut & Usaha Pelabuhan KSOP Kelas II Jayapura Willem Thobias Fofid, Kabid Laut Dishub Provinsi Papua Aloysius dan Dosen Teknik Planologi Fakultas Teknik Uncen Monita Wambrauw.
Dalam paparannya, Willem menyampaikan bahwa penyelenggaraan tol laut pada tahun 2022 ini pemerintah telah menambah jumlah layanan lintasan rute menjadi 34 trayek dari sebelumnya 30 trayek di tahun 2021, dan khusus di wilayah Papua dan Papua Barat Tol Laut melayani 12 trayek dengan menyinggahi 31 pelabuhan. Hal ini tentu menjadi bagian dari terwujudnya kebutuhan akan penggunaan tol laut dan juga perdagangan lokal dan niaga domestik yang semakin meningkat kebutuhannya di Papua.
“Tahun 2022, lintasan rute Tol Laut di Papua bertambah menjadi 12 trayek, yang sebelumnya hanya sembilan trayek yang dilayani oleh Tol Laut menggunakan KM. Logistik Nusantara 2, Kendhaga Nusantara 7 dan Kendhaga Nusantara 8, baik di kawasan Papua maupun di Papua Barat. Bertambahnya trayek yang dilayani oleh Tol Laut, komoditi unggulan daerah sebagai produk lokal yang diangkut oleh Tol Laut sebagai muatan balik pun jumlah produksinya terus ditingkatkan,” ungkapnya.
Hal ini dapat dilihat dari akselerasi perdagangan antar pulau, daerah dan provinsi sehingga menjadi tambahan rute baru tahun 2022 pada trayek T-27 yang melayani Merauke – Dobo – Elat – Tual – Kaimana – Biak – Serui – Nabire – Elat – Merauke, dan trayek T-28 melayani Kupang – Waingapu – Labuan Bajo – Reo – Merauke – Atapupu/Wini – Kupang, kemudian trayek T-30 yang melayani Tanjung Perak – Kaimana – Tanjung Perak.
Pada trayek T-25 Tol Laut menambah satu pelabuhan singgah dengan memasuki wilayah pegunungan kabupaten Nduga pada pelabuhan Mumugu yang posisinya berbatasan dengan kabupaten Asmat, hal ini mengikuti filosofi dalam bisnis shipping yaitu ship follow the trade.
Peningkatan juga terjadi pada muatan balik dan berangkat pada trayek T-19 pada setiap voyage-nya. Hal ini terlihat pada muatan berangkat voyage ke 8, 9 dan 10 yang mencapai 61 kontainer bahkan pada 2 voyage terakhir yaitu voyage 12 dan 13 muatan balik mencapai 10 kontainer dengan komoditi unggulan daerah seperti ikan, kopi dan pupuk dari Jayapura, Sorong serta Pomako, dan total keseluruhan pada tahun 2021 muatan berangkat mencapai 542 kontainer (13,352.330 T/M3), sedangkan muatan balik 103 kontainer (1,517.482 T/M3).
Willem menambahkan, pada awal tahun 2022, yakni voyage 1 pada bulan Januari, penggunaan Tol Laut Papua langsung naik pada trayek T-19, di mana muatan berangkat langsung mencapai 25 kontainer (631.000 T/M3) yang terdiri dari komoditi unggulan daerah seperti beras, dedak, kopi, ikan dan air mineral kemudian diikuti muatan balik yang mencapai 8 kontainer (165.000 T/M3).
Saat ini Pemerintah Provinsi Papua melalui BPPKLN sedang mempersiapkan pembukaan jalur perdagangan RI – PNG untuk distribusi logistik komoditi unggulan daerah Papua dari Kabupaten/Kota Jayapura dan komoditi daerah dari Kota Vanimo, Provinsi Sundown, dengan melibatkan beberapa pelaku usaha Putra Putri Papua yang tergabung dalam Kadin Papua dan Hipmi Papua serta pengusaha milenial Papua.
Pada kesempatan yang berbeda d ihari yang sama, KSOP Kelas II Jayapura bersama para pelaku usaha yang berada di bawah naungan KADIN Papua, HIPMI Papua dan KAPP mengadakan rapat optimalisasi dan sosialisasi Tol Laut Papua sebagai wujud peningkatan penggunaan Tol Laut di Papua. Hal ini disambut positif oleh Ketua Kadin Papua Ronald dan Eli Ansek.
Selaras dengan itu, Tineke Imbiri dari Hipmi Papua merespon dengan sangat antusias. Selain itu, pengusaha milenial Papua Ribka Yoteni dan Beatha Youw menyampaikan antusias dan keinginannya untuk segera bergabung sebagai pengguna jasa Tol Laut lewat bimbingan KSOP Kelas II Jayapura dan Dishub Provinsi Papua. (*)