Jakarta (17/10/2021): Kementerian Perhubungan melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) berkolaborasi dengan ICAO Developing Countries Training Programme (DCTP) selenggarakan fellowship training untuk Kerja sama Selatan-Selatan Triangular (KSST).
“Pelatihan ini diselenggarakan secara virtual oleh Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Udara (PPSDMPU) dan Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan (BP3) Curug bekerja sama dengan ICAO Developing Countries Training Programmes untuk memberikan kesempatan kepada peserta mengikuti pelatihan-pelatihan penerbangan yang bermanfaat bagi industri penerbangan”, ungkap Kepala PPSDMPU, Heri Sudarmaji saat membuka program fellowship training secara virtual pada hari Jum’at (15/10/2021).
Ia menyampaikan sejalan dengan arahan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi bahwa di masa normal baru ini dibutuhkan kolaborasi dan elaborasi bukan hanya para stakeholder terkait saja namun juga dengan organisasi penerbangan global seperti ICAO, untuk mewujudkan penerbangan yang selamat, aman, nyaman, dan sehat di masa pandemi Covid-19 ini.
“Untuk itu, pemenuhan standar nasional dan internasional juga menjadi salah satu hal yang paling penting untuk diperhatikan, sehingga bekerja sama dan berkolaborasi dengan ICAO bisa menjadi pilihan yang sangat baik bagi BPSDM Perhubungan,” jelas Kepala PPSDM Perhubungan Udara.
Lebih lanjut Ia menjelaskan bahwa sebagai misi Kementerian Perhubungan, untuk menambah nilai dan meningkatkan kualitas layanan penerbangan yang andal, Indonesia akan selalu bekerja sama dengan Program DCTP Indonesia – ICAO yang dapat membantu mengubah kemungkinan menjadi peluang dan meningkatkan kualitas SDM di bidang penerbangan.
“Seperti yang kita ketahui bahwa ICAO – Global Aviation Training (GAT) memiliki program pelatihan unggulan di bidang penerbangan yang dapat memperluas pengetahuan kita tentang sistem penerbangan internasional”, jelasnya.
Sebagai tahap awal, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia telah mencanangkan kegiatan DCTP dan menyepakati pelaksanaan pelatihan dalam kerangka DCTP selama tiga tahun, terhitung mulai tahun 2021 hingga 2023.
“Pada tahun ini Indonesia akan melaksanakan tiga mandatori ICAO Training Package (ITP) untuk 46 peserta, yaitu Training Managers Course (TMC) Virtual Classroom untuk 15 peserta, Managing Aviation Training Intelligence (MATI) Virtual Classroom untuk 15 peserta, dan Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation Verification (CORSIA) Virtual Classroom untuk 16 peserta”, jelas Kepala PPSDM Perhubungan Udara dalam sambutannya.
Ia juga menjelaskan bahwa acara ini akan diadakan secara berkesinambungan hingga 3 (tiga) tahun ke depan dan berjalan dengan baik sesuai aturan ICAO.
Adapun 46 peserta yang mengikuti fellowship training ini terdiri dari beberapa negara, antara lain Republica Dominicana, Bhutan, Sri Lanka, Djibouti, Uganda, Ghana, Kenya, Nigeria, Oman, Republic of Macedonia, Somalia, Cambodia, Thailand, Yaman, Mali, Benin, Cameroon, Bangladesh, Mexico, Bosnia and Herzegovina, Burundi, Ethiopia, Kuwait, Lebanon, Azerbaijan, Belarus, Georgia, dan Pakistan.
Kepala PPSDM Perhubungan Udara berharap meskipun pelatihan ini diselenggarakan secara virtual para peserta dapat menambah pengetahuan dan memperluas pemahaman tentang sistem penerbangan internasional di industri penerbangan, serta dapat membangun diskusi yang produktif dan bermanfaat untuk bertukar pengetahuan dan pengalaman tentang kondisi industri penerbangan saat ini.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada pejabat Ditjen Perhubungan Udara/CAA negara peserta yang telah mengirimkan peserta pelatihan penerbangan ini. Semoga kita dapat meningkatkan kualitas SDM dan memberikan kontribusi lebih bagi industri penerbangan khususnya untuk keselamatan dan keamanan penerbangan yang dapat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Kerja sama ini tentunya tidak akan berhenti pada pelaksanaan kegiatan pelatihan saja,” ungkapnya.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Pengembangan SDM Perhubungan Capt. Antoni Arif Priadi pada kesempatan terpisah mengatakan bahwa BPSDM Perhubungan sebagai institusi yang mempunyai tugas meningkatkan kualitas SDM bidang transportasi dalam pelaksanaan diklat selalu mengacu pada standar nasional dan internasional. Ia menambahkan bahwa kolaborasi dan sinergi dengan ICAO dalam penyelenggaraan training ini adalah sebagai salah satu upaya peningkatan kompetensi SDM transportasi sesuai standar internasional.
“BPSDM Perhubungan berperan penting dalam menyiapkan SDM bidang Transportasi di Indonesia. Dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan oleh lembaga pendidikan dan pelatihan di Kementerian Perhubungan, selalu mengacu pada standar nasional dan internasional dari IMO, ICAO, ILO dan lainnya. Secara periodik juga lembaga diklat diaudit oleh organisasi tersebut”, tandas Antoni. (*)