Menjaga Warisan Kain Tradisi: Parade Senja Seribu Wastra Nusantara Warnai Dies Perak FISKOM UKSW

Bagikan

Menjaga Warisan Kain Tradisi: Parade Senja Seribu Wastra Nusantara Warnai Dies Perak FISKOM UKSW

Salatiga, Nusantara Info: Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-25 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi (FISKOM) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), digelar sebuah perhelatan budaya bertajuk Parade dan Launching Wastra Nusantara “Senja Seribu Wastra Nusantara di Salatiga” pada Senin (21/4/2025). Acara ini melibatkan lebih dari seribu peserta dari kalangan mahasiswa dan masyarakat umum.

Parade Senja Seribu Wastra Nusantara di Salatiga diramu dari tiga momen penting yang jatuh di bulan April, yaitu Dies Natalis FISKOM, Hari Kartini, dan Hari Bumi. Tiga momen ini menyatu dalam satu panggung budaya, menegaskan komitmen UKSW dalam membangun peradaban yang menghargai perempuan, bumi, dan warisan budaya.

Wali Kota Salatiga Robby Hernawan akan membuka secara resmi kegiatan ini. Parade akan dimulai pada pukul 15.00 WIB dari halaman Rumah Dinas Wali Kota Salatiga. Barisan seribu orang yang terdiri dari mahasiswa, Ibu-ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), perwakilan dinas di Salatiga dan masyarakat umum ini akan berakhir di Kampus UKSW.

Seusai parade, kegiatan akan dilanjutkan dengan Launching Komunitas Wastra Nusantara di Salatiga oleh Retno Margiastuti Robby Hernawan, Talkshow Wastra Nusantara, dan penampilan Teater Semut Geni bersama Sujiwo Tejo. Kegiatan yang sarat nilai budaya ini juga akan mendapatkan penghargaan dari Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (LEPRID).

Ruang Reflektif

Rektor UKSW Profesor Intiyas Utami mengungkapkan bahwa penyelenggaraan kegiatan ini tak lepas dari identitas UKSW sebagai Kampus Indonesia Mini.

“UKSW adalah kampus Indonesia Mini sehingga perlu tetap menjaga dan merawat persatuan dan kesatuan Indonesia, dengan merawat dan menggunakan wastra nusantara,” katanya.

Sementara itu, Dekan FISKOM UKSW Sri Suwartiningsih menegaskan, bahwa sekarang ini penting untuk menengok akar budaya.

“Di tengah era geopolitik dunia yang tidak menentu ini, penting bagi kita untuk kembali menengok akar budaya. Wastra adalah wujud kearifan lokal yang tidak hanya bernilai ekonomi, tetapi juga sarat dengan kisah kehidupan, sehingga penting untuk dipelihara dari generasi ke generasi,” tegasnya.

Baca Juga :  Ditjen Bina Adwil Tinjau Program Inovatif Kota Bitung untuk Penerima Satyalancana Wira Karya

Parade ini bukan sekadar selebrasi, tetapi juga menjadi ruang reflektif tentang makna dan nilai kearifan lokal yang terkandung dalam wastra, kain tradisional Indonesia.

“Pesan yang ingin kami sampaikan adalah wastra nusantara menjadi kekuatan multikultural yang juga menjadi kekuatan UKSW. UKSW menjadi pemantik yang menjadi inspirator agar pelaku wastra mulai terbuka. Rangkaian kegiatan ini adalah media kami menyuarakan pesan,” ungkap Wakil Dekan FISKOM UKSW, Sampoerna.

Wastra tidak hanya dilihat sebagai produk estetika, tetapi juga sarana dialog antar budaya. Dari wastra, tergambar dinamika kehidupan masyarakat, yaitu tradisi, nilai, spiritualitas, bahkan siklus hidup manusia, mulai dari kelahiran, pernikahan, hingga kematian. Ia menjadi identitas budaya yang hidup dan menyatu dalam keseharian berbagai etnis di Nusantara. Dengan demikian, pelestarian wastra juga berarti menjaga narasi sejarah, menjaga ruang diskusi antar generasi, dan membuka jalan kontribusi pada berbagai sektor termasuk politik dan sosial.

“Sebagai lembaga pendidikan, UKSW terpanggil untuk memberi diri bagi pelestarian budaya. Melalui Parade Senja Seribu Wastra Nusantara ini, kami ingin menyuarakan bahwa menjaga warisan seperti wastra adalah juga bentuk kontribusi nyata bagi bangsa, baik secara sosial, budaya, bahkan dalam ruang dialog politik,” imbuh Dosen UKSW sekaligus pegiat wastra Nusantara, Arianti Ina R. Hunga.

Dies Perak FISKOM UKSW juga dimeriahkan dengan berbagai kegiatan lainnya seperti Lomba Foto dan Creative Video Competition untuk pelajar SMA/SMK, Bazar UMKM, dan juga seminar.

Sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi Unggul, UKSW telah berdiri sejak 1956 dengan 15 fakultas dan 64 program studi di jenjang D3 hingga S3, dengan 28 Prodi Unggul dan A. Terletak di Salatiga, UKSW dikenal dengan julukan Kampus Indonesia Mini, mencerminkan keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah. Selain itu, UKSW juga dikenal sebagai “Creative Minority” yang berperan sebagai agen perubahan dan inspirasi bagi masyarakat. (*)

Bagikan pendapatmu tentang artikel di atas!

Bagikan

Pos terkait