Perang Iran-Israel Kacaukan Jalur Udara: Ini Dampaknya Bagi Penerbangan Dunia

Bagikan

Perang Iran-Israel Kacaukan Jalur Udara: Ini Dampaknya Bagi Penerbangan Dunia
Ilustrasi Jalur Udara, Foto: Istimewa

Jakarta, Nusantara Info: Perang terbuka antara Iran dan Israel yang terus memanas sejak akhir pekan kemarin, mulai berdampak serius terhadap jalur penerbangan internasional, khususnya di wilayah Timur Tengah. Sejumlah maskapai dunia telah mengalihkan rute penerbangan mereka untuk menghindari wilayah udara yang berisiko.

Kondisi ini berpotensi menimbulkan gangguan besar terhadap lalu lintas udara global, meningkatkan waktu tempuh, biaya operasional, dan harga tiket penerbangan, termasuk bagi rute dari dan ke Indonesia.

Jalur Udara Timur Tengah Mulai Dihindari Maskapai Dunia

Setelah serangan rudal saling balas antara Iran dan Israel pada Minggu dan Senin pagi waktu setempat, otoritas penerbangan sipil di Iran, Israel, dan beberapa negara Teluk mulai membatasi akses ke wilayah udaranya.

Maskapai-maskapai besar seperti Emirates, Qatar Airways, Singapore Airlines, dan Lufthansa telah mengumumkan pengalihan rute penerbangan untuk menghindari zona konflik, termasuk jalur di atas Irak, Iran, dan sebagian Israel.

Organisasi penerbangan sipil global (ICAO) mengeluarkan peringatan kepada seluruh maskapai untuk menghindari rute udara yang melintasi Timur Tengah bagian utara dan Teluk Persia demi keselamatan penerbangan.

Beberapa rute penerbangan dari Indonesia, terutama menuju Eropa, Turki, dan Afrika yang biasa melewati Timur Tengah, kini harus mengambil jalur lebih panjang melalui Asia Selatan dan Asia Tengah. Pengalihan rute ini akan berakibat pada waktu penerbangan lebih lama 1 hingga 3 jam, biaya operasional maskapai meningkat karena konsumsi bahan bakar bertambah sehingga berpotensi akan terjadi kenaikan harga tiket pesawat dalam waktu dekat.

Maskapai-maskapai besar Timur Tengah seperti Emirates, Qatar Airways, dan Etihad yang selama ini menjadi penghubung utama rute Asia-Eropa, berpotensi mengalami kerugian miliaran dolar jika jalur udara tetap tertutup dalam waktu lama.

Baca Juga :  Cerita Pemilik Toko Kelontong di Tangerang Saat Gas LPG 3 Kg Langka: Saya Sampai Nggak Masak Seminggu!

Analis penerbangan internasional menyebutkan bahwa lalu lintas udara global terancam terganggu seperti yang pernah terjadi saat perang Rusia-Ukraina memaksa maskapai menghindari wilayah udara Rusia.

Risiko Keamanan Penerbangan Meningkat

Selain gangguan operasional, risiko keamanan penerbangan komersial juga meningkat. Pengamat penerbangan dari International Aviation Risk Group, Richard Aboulafia, menyatakan bahwa pesawat komersial harus menghindari zona perang untuk mengurangi risiko terkena tembakan rudal yang salah sasaran.

“Kejadian seperti pesawat MH17 yang ditembak jatuh di Ukraina pada 2014 menjadi peringatan serius. Semua pihak harus memastikan jalur udara aman sepenuhnya,” ujarnya.

Perang Iran-Israel yang sedang berlangsung bukan hanya ancaman bagi keamanan regional, tetapi juga mengacaukan sistem penerbangan global. Maskapai, regulator, dan pemerintah di seluruh dunia harus terus memantau perkembangan untuk memastikan keselamatan dan meminimalkan dampak bagi penumpang.

Indonesia, sebagai negara yang terhubung erat dengan jalur penerbangan Timur Tengah, perlu mengambil langkah antisipatif dan memberikan informasi transparan kepada publik terkait perubahan rute dan potensi dampaknya. (*)

Bagikan pendapatmu tentang artikel di atas!

Bagikan

Pos terkait