Jakarta (7/12/2023): Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud), Kementerian Perhubungan (Kemenhub), terus mendorong peningkatan pelayanan transportasi udara di timur Indonesia, yakni dengan membangun bandara baru di Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat, yaitu Bandara Siboru yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Kamis (23/11/2023).
Bandara Siboru dibangun sebagai pengganti Bandara Torea yang sudah tidak dapat dikembangkan lebih lanjut karena lokasinya yang berada di atas bukit. Landasan pacu di Bandara Torea hanya memiliki dimensi 1.200 meter x 30 meter dan dikelilingi oleh jurang serta bukit. Dengan dibangun Bandara Siboru, diharapkan dapat memberikan fasilitas yang lebih baik dan memadai untuk mendukung pertumbuhan transportasi udara di daerah ini yang terus meningkat.
Kepala Bandara Torea Agung Tri Laksana, mengatakan bahwa dengan adanya Bandara Siboru, diharapkan dapat meningkatkan kapasitas pesawat dan jumlah penumpang. Selain itu, tingkat keamanan (safety) di Bandara Siboru dianggap lebih baik dibandingkan Bandara Torea, karena strip dan area approach di Bandara Torea masih di bawah standar yang ditetapkan dalam regulasi penerbangan. Dengan demikian, Bandara Siboru diharapkan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dan aman bagi semua pihak yang menggunakan fasilitas penerbangan tersebut.
“Dengan beroperasinya Bandara Siboru, Bandara Torea secara otomatis akan ditutup. Penutupan ini dilakukan karena indikator lokasi antara Bandara Siboru dan Bandara Torea sama, yakni WASF, dan nantinya aset tersebut akan diserahkan kepada Pemerintah Daerah (Pemda) sesuai dengan hasil kesepakatan bersama,” ujarnya.
Pembangunan Bandara Siboru yang dimulai pada Desember 2020 lalu memperlihatkan komitmen untuk menghadirkan fasilitas modern yang menggabungkan nilai-nilai kearifan lokal. Konsep desain gedung terminal bandara yang terdiri dari tiga susun menggambarkan filosofi masyarakat Kabupaten Fakfak, yaitu Satu Tungku Tiga Batu.
Kepala Bandara Agung mengungkapkan, bahwa dalam proses pembangunan ini, terdapat kendala yang signifikan, terutama terkait medan yang berat dan cuaca ekstrem di wilayah tersebut. Kontur tanah yang terdiri dari lembah dan bukit berbatu menjadi tantangan tersendiri dalam upaya membangun Bandara Siboru.
Dirinya menuturkan bahwa selain kendala medan yang berat dan cuaca ekstrem, intensitas hujan yang sangat tinggi pada tahun 2021 dan 2022 menjadi tantangan berikutnya. Hal ini menyebabkan peralatan sulit untuk bergerak karena licin dan tertanam.
Lebih lanjut Agung menjelaskan, bahwa Pemerintah Kabupaten Fakfak dan Pemerintah Provinsi Papua Barat memberikan dukungan penuh terhadap pembangunan Bandara Siboru, di antaranya membantu dalam pembuatan sertifikat tanah dan pembayaran hak ulayat tanah Bandara Siboru, serta terlibat dalam pembangunan akses jalan menuju bandara dan penyediaan pasokan air bersih ke bandara tersebut.
“Alhamdulillah, pembangunan Bandara Siboru mendapatkan dukungan penuh, baik dari pemerintah pusat, Pemerintah Kabupaten Fakfak, maupun Pemerintah Provinsi Papua Barat. Dengan dukungan tersebut sehingga bandara ini dapat diresmikan secara langsung pada Kamis, 23 November 2023 oleh Presiden Joko Widodo,” terangnya.
Bandara Siboru menawarkan fasilitas modern dengan landasan pacu sepanjang 1.600 meter x 30 meter, memungkinkan pendaratan pesawat jenis ATR-72. Selain itu, fleksibilitas untuk memperpanjang landasan pacu hingga 2.500 meter menciptakan peluang bagi penggunaan pesawat yang lebih besar di masa depan. Gedung terminal seluas 4.600 meter persegi memiliki desain motif khas Papua, dilengkapi dengan eskalator dan lift, serta dirancang ramah bagi penyandang disabilitas. Dengan rencana operasional penuh pada 25 Januari 2024 sesuai dengan jadwal AIRAC Circular, Bandara Siboru diharapkan dapat memberikan layanan transportasi udara yang optimal.
“Secara fasilitas, Bandara Siboru telah sepenuhnya siap untuk dioperasikan. Langkah-langkah untuk memindahkan kendaraan PKP-PK dari Bandara Torea ke Bandara Siboru merupakan fokus utama dalam persiapan operasional. Selain itu, ketersediaan sistem jaringan internet baik seluler maupun fiber optic (FO) telah dipastikan berfungsi dengan baik yang memudahkan maskapai untuk langsung memasang jalur kabel internet ke Bandara Siboru,” pungkas Agung. (*)