Jayapura, Nusantara Info: Menjelang pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Papua pada 6 Agustus 2025, Penjabat (Pj) Gubernur Papua Agus Fatoni menggelar silaturahmi bersama tokoh-tokoh muslim dan perwakilan 38 paguyuban dari berbagai daerah di Indonesia yang bermukim di Papua. Pertemuan berlangsung hangat di Kantor Gubernur Papua, Jayapura, Selasa (22/7/2025).
Dalam pertemuan tersebut, Fatoni menekankan pentingnya menjaga suasana damai, saling menghormati, dan menciptakan stabilitas di tengah meningkatnya dinamika politik jelang PSU.
“Kita patut bersyukur atas segala nikmat yang diberikan. Pertemuan seperti ini adalah bentuk komitmen kita bersama menjaga Papua yang kita cintai,” ujarnya.
Peran Tokoh Agama dan Paguyuban Dinilai Vital
Fatoni menyebut bahwa para tokoh agama, pengurus masjid, kyai, ustadz, hingga pimpinan paguyuban memegang peran penting dalam menjaga keteduhan sosial. Ia meminta semua pihak untuk mengedukasi masyarakat agar menggunakan hak pilihnya dengan bijak dan tetap menghormati pilihan orang lain.
“Tanggal 6 Agustus mari kita ajak masyarakat menyalurkan hak pilihnya secara damai dan bertanggung jawab,” pesannya.
Fatoni juga menegaskan bahwa kehadirannya sebagai Pj Gubernur Papua bukan untuk menjadi pemain politik, melainkan sebagai pengawal transisi demokrasi agar berjalan aman dan lancar hingga terpilihnya gubernur dan wakil gubernur definitif.
“Tugas saya mengantarkan proses ini sampai tuntas, hingga terpilih pemimpin yang sah dan demokratis,” tegasnya.
Jaga Citra Papua di Dunia Maya dan Dunia Nyata
Selain menjaga ketertiban di dunia nyata, Fatoni mengingatkan pentingnya menjaga citra Papua di ruang digital. Ia meminta masyarakat aktif melawan hoaks, ujaran kebencian, dan informasi negatif dengan menyebarkan konten positif tentang Papua.
“Papua harus dikenal sebagai daerah yang aman, toleran, dan damai. Mari kita publikasikan hal-hal baik agar kepercayaan publik meningkat, termasuk di tingkat nasional dan internasional,” kata Fatoni.
Menurutnya, kepercayaan publik yang tinggi akan berdampak langsung pada meningkatnya partisipasi pemilih dan kestabilan ekonomi daerah.
Pertemuan ini turut dihadiri pimpinan ormas muslim, ketua pondok pesantren, pengurus masjid, serta perwakilan 38 paguyuban dari Aceh hingga Papua. Momen silaturahmi ini menjadi ruang konsolidasi dan afirmasi bersama bahwa Papua mampu menjaga kerukunan dalam keberagaman.
“Keamanan dan toleransi ditentukan oleh kita semua, oleh para pemimpin formal dan informal, dari RT, tokoh agama, hingga pemerintah,” pungkas Fatoni. (*)
