Merauke (4/4/2021): Guna menekan disparitas harga di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan terus melakukan berbagai upaya untuk menurunkan harga di salah satu pedalaman Papua tersebut melalui angkutan multimoda, yakni sinergitas tol laut, darat dan jembatan udara dengan trayek Surabaya – Merauke – Oksibil.
Staf Ahli Menteri Bidang Logistik Multimoda dan Keselamatan Cris Kuntadi mengatakan, Kementerian Perhubungan melaksanakan tiga program sekaligus sebagai bentuk multimoda dalam dukungan distribusi logistik dan juga sebagai upaya menurunkan disparitas harga antara wilayah barat dan timur.
“Program ini merupakan perpaduan antara tol laut, di mana barang-barang berupa bahan pokok dan logistik dibawa dari Surabaya menggunakan kapal untuk dikirim ke Merauke. Lalu dilanjutkan dengan angkutan moda perintis darat untuk dibawa ke Bandara Mopah, kemudian dikirim melalui jembatan udara ke Kabupaten Pegunungan Bintang, yang dilayani oleh Bandara Oksibil untuk didistribusikan ke lapter-lapter yang ada di daerah tersebut,” katanya saat ditemui dalam kegiatan Distribusi Logistik dan Multimoda Dalam Rangka Pasokan Kebutuhan Perayaan Paskah di Wilayah Pengunungan Selatan Papua, di Merauke, pada Minggu (4/4/2021).
Dengan adanya multimoda tersebut, Cris menambahkan, bahwa harga-harga tidak hanya murah di Merauke saja, tetapi juga murah sampai di masyarakat Pegunungan Bintang.
“Harapan kami setelah melaksanakan program ini ada dukungan dari Pemda bagaimana barang-barang yang kelebihan dari Merauke dan dari Pegunungan Bintang untuk dibawa ke Jawa, sehingga terjadi transfer dan ada pengurangan inbalance kargo, di mana dari barat ke timur dan dari timur ke barat, sehingga disparitas harga juga rendah,” ungkapnya.
Kabupaten Pegunungan Bintang merupakan salah satu kabupaten di Papua. Akses menuju Pegunungan Bintang hanya dapat ditempuh melalui jalur udara, sehingga harga kebutuhan bahan pokok dan logistik di Pegunungan Bintang pun sangat tinggi karena besarnya biaya yang dikeluarkan dalam pengiriman barang menggunakan transportasi udara.
Dengan hadirnya angkutan multimoda ini tentu menjadi harapan baru bagi masyarakat Pegunungan Bintang untuk bisa mendapatkan harga kebutuhan bahan pokok lebih murah. Mengingat, angkutan multimoda tol laut, darat dan jembatan udara merupakan subsidi dari Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan untuk di wilayah 3T (tertinggal, terluar dan terdepan).
Sebelumnya, tol laut hanya sampai di pelabuhan saja. Namun dengan hadirnya angkutan multimoda ini, angkutan bahan pokok dan logistik yang dibawa melalui tol laut menjadi lebih terarah karena dengan adanya sinergitas dengan angkutan perintis darat dan jembatan udara, barang-barang tersebut langsung didistribusikan ke masyarakat Pegunungan Bintang dengan harapan harga barang-barang tersebut menjadi lebih murah dibandingkan sebelumnya. (*)