Jakarta (16/8/2024): Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan, bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami defisit Rp93,4 triliun sejak awal tahun hingga 31 Juli 2024.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, bahwa jumlah defisit tersebut setara dengan 0,41% terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional. Nilai surplus APBN anjlok hingga 160,8% dibanding Juli 2024 (year-on-year/yoy) yang membukukan surplus Rp153,7 triliun.
“Defisit kita di dalam APBN adalah 2,29% dari PDB, jadi ini masih relatif on track,” kata Menkeu Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita di kanal YouTubenya, Selasa (13/8/2024).
Defisit APBN salah satunya didorong oleh realisasi pendapatan negara yang menyusut, sedangkan belanja negara tumbuh positif.
Tercatat, realisasi pendapatan negara per 31 Juli 2024 sebesar Rp1.545,4 triliun atau setara 55,1% dari target APBN tahun ini yaitu Rp2.802,3 triliun. Realisasi pendapatan ini terkoreksi 4,3% secara tahunan (yoy).
Sementara, realisasi belanja negara mencapai Rp1.638,8 triliun, setara 49,3% dari pagu anggaran tahun ini sebesar Rp3.325,12 triliun.
Berbeda dari pendapatan negara, belanja negara pada Juli 2024 justru tumbuh 12,2% (yoy) dari periode sama tahun lalu.
“APBN akan terus bekerja untuk menjaga perekonomian dan masyarakat baik secara shock absorber atau countercyclical pada saat terjadinya siklus pelemahan di mana kami harus menarik kembali ekonomi agar tetap stabil,” pungkas Sri Mulyani. (*)