Dorong Ekonomi Industri dan Konektivitas Sulteng, Pelabuhan Tilamuta Dikembangkan

Bagikan

Dorong Ekonomi Industri dan Konektivitas Sulteng, Pelabuhan Tilamuta Dikembangkan

Tilamuta (2/8/2022): Dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi dan industri serta konektivitas, Kementerian Perhubungan cq Direktorat Jenderal Perhubungan tengah mengkaji usulan perubahan status Pelabuhan Tilamuta dari Pelabuhan Pengumpan Regional menjadi Pelabuhan Pengumpul.

Sejak tahun 2020, pelabuhan ini dilayani sarana transportasi laut berupa Kapal Motor (KM) Sabuk Nusantara 113 pelayaran Tilamuta, Kolonedale (Sulawesi Tengah), dan Makassar (Sulawesi Selatan) sebagai penghubung orang dan barang yang ada di Sulawesi.

Transportasi laut barang maupun penumpang di wilayah tersebut mendapat apresiasi dari Bupati Boalemo, Hendriwan karena keberadaannya sangat bermanfaat bagi masyarakat. Oleh karena itu, dia berharap Pelabuhan Tilamuta dapat segera dikembangkan agar pelayanannya semakin maksimal.

“Saya harap agar angkutan Kapal Perintis tetap ada karena sangat membantu masyarakat Boalemo,” ujarnya setelah selesai mengikuti Seminar Awal Kajian Land Acquisition and Ressetleman Action Plan (LARAP) Pengembangan Pelabuhan Tilamuta di Ruang Vicon Kantor Bupati Boalemo.

Kapal penumpang yang melayani warga Kabupaten Boalemo adalah KM Sabuk Nusantara 113 Trayek R-42 rute Tilamuta – Boalemo – Banggai – Raha – Makassar – Raha – Banggai – Boalemo – Bumbulan Tilamuta.

Pelabuhan Tilamuta yang terletak di Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo, merupakan Pelabuhan Pengumpan Regional (PR) yang secara spesifik sangat berpotensi menjadi ‘Main Gate’ distribusi barang di Provinsi Gorontalo pada bagian selatan dan Pelabuhan Anggrek pada bagian utara. Pelabuhan Tilamuta memiliki ‘Hinterland’ yang cukup luas, yakni meliputi Kabupaten Pohuwato, sebagian Kabupaten Gorontalo yang menjadi pelabuhan pengumpul bagi hubungan port Bitung Sulawesi Utara.

“Agar Pelabuhan Tilamuta dapat ditingkatkan statusnya dari pelabuhan pengumpan regional ke pelabuhan pengumpul sesuai RIP, saya telah membuat surat ke Gubernur Gorontalo untuk peningkatan status ini dan bukti dukungan Pemda Boalemo untuk pengembangan pelabuhan ini, PEMDA Boalemo telah menyusun Study di tahun 2021,” ungkap Bupati Boalemo.

Selain itu, Pemda Boalemo tahun ini membangun dua buah gudang untuk membantu meningkatkan kunjungan kapal. Di samping itu, ia juga berharap agar angkutan Tol Laut tetap singgah di Tilamuta dan sedang menyusun study untuk pembebasan lahan di sekitar Pelabuhan Tilamuta (Larap).

Baca Juga :  Ditjen Hubla Raih Apresiasi dari KPK

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kantor UPP Tilamuta, Abd. Muis Puti mengungkapkan dalam rangka pemanfaatan ruang dengan mempertimbangkan peluang dan dukungan kawasan industri di sekitar Pelabuhan Tilamuta sehingga mendorong dan memudahkan dalam kegiatan pengapalan barang melalui Pelabuhan Tilamuta dan bongkar muat barang yang tidak jauh dari kawasan industri, maka pengembangan Pelabuhan Tilamuta dirasakan cukup penting untuk dilaksanakan.

Dorong Ekonomi Industri dan Konektivitas Sulteng, Pelabuhan Tilamuta Dikembangkan

“Agar pengembangan tersebut mampu merepresentasikan kepentingan semua pihak yaitu pengguna jasa pelabuhan dan pengelola maka diperlukan suatu arahan penataan ruang-ruang aktivitas yang berlangsung di Pelabuhan Tilamuta dengan harapan studi kelayakan Pelabuhan Tilamuta, Kabupaten Boalemo, kegiatan atau aktivitas-aktivitas yang ada dapat berjalan lancar dan tercipta sebagai pelabuhan handal dan memiliki potensi sebagai pelabuhan pengumpul (PP) di Kabupaten Boalemo dan daerah hinterland-nya,” katanya.

Berdasarkan potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki oleh Kabupaten Boalemo, pengembangan industri di Kabupaten Boalemo dimaksudkan untuk menunjang komoditi unggulan di bidang pertanian, perikanan, perkebunan dan pariwisata.

“Dalam pengembangan Pelabuhan Tilamuta tersebut dapat memberikan peluang bagi investasi untuk mengembangkan kawasan peruntukan industri untuk menunjang komoditi unggulan di bidang pertanian, perikanan, perkebunan,
kehutanan, pertambangan dan pariwisata. Kawasan peruntukan industri besar dikembangkan di Kecamatan Tilamuta, Mananggu, Wonosari dan Paguyaman,” terang Muis.

Industri yang paling dominan di Boalemo adalah industri furniture dan pengolahan lainnya. Pada tahun 2014 banyaknya industri furniture dan pengolahan lainnya yang ada di Boalemo berjumlah 146. Sedangkan tenaga kerja yang ada di industri furniture dan pengolahan lainnya berjumlah 425. Selain industri furniture dan pengolahan lainnya, industri makanan dan minuman juga ada di Boalemo sebanyak 69, dengan tenaga kerja sebanyak 277.

Selain itu, Pelabuhan Tilamuta juga berperan dalam distribusi komoditi berupa padi, jagung, kakao dan kopra/kelapa ke Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat bahkan ke negara Asia seperti Jepang untuk komoditi kakao berupa pasta per musim panen. (*)

Bagikan pendapatmu tentang artikel di atas!

Bagikan

Pos terkait