Kisah Inspiratif Asgafahrizki Aulia Fatoni, Hafidz Qur’an Diterima di Lima Perguruan Tinggi Favorit

Bagikan

Kisah Inspiratif Asgafahrizki Aulia Fatoni, Hafidz Qur'an Diterima di Lima Perguruan Tinggi Favorit

Jakarta (20/8/2023): Tahun 2023 ini Perguruan Tinggi Negeri (PTN) menggunakan berbagai metode untuk merekrut mahasiswa baru, di antaranya melalui Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP), Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT), dan seleksi mandiri oleh PTN.

Salah satu kisah inspiratif penerimaan mahasiswa tahun ini adalah seorang calon mahasiswa bernama Asgafahrizki Aulia Fatoni yang diterima di lima Perguruan Tinggi Negeri melalui berbagai jalur penerimaan perguruan tinggi.

Asgafahrizki Aulia Fatoni yang biasa dipanggil Are kelahiran Jakarta, putra kedua dari pasangan suami istri pegawai Kementerian Dalam Negeri. Are lulusan SMAN 48 Jakarta, juga seorang hafidz Al-Qur’an 30 juz alumni Pondok Pesantren Hafidz Internasional Daarul Qur’an Cipondoh Tangerang, asuhan Ustadz Yusuf Mansur. Are mengikuti Wisuda Tahfidz Nasional (WTN) 30 juz pada 2 tahun lalu pada saat masih di kelas 10 atau kelas 1 SMA.

Kakaknya Are juga sama. Namanya Alafascadieno Akbar Fatoni atau biasa dipanggil Adien. Adien yang juga hafidz 30 juz adalah alumni Pondok Pesantren Tahfidz Internasional Darul Qur’an Cipondoh Tangerang. Tahun lalu diterima seleksi di Institut Ilmu Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). Adien juga diterima tanpa tes di Arsitektur Lanscap Institutut Tekhnologi Sumatera (ITERA), perguruan tinggi negeri di Lampung.

Saat ditanya pengalamannya, Are menjelaskan, dirinya diterima di lima PTN dan empat di antaranya adalah Fakultas Kedokteran. Hal ini disampaikan Are Saat dijumpai di salah satu kampus (19/7/2023).

Kelima perguruan tinggi tersebut yaitu Fakultas Kedokteran Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Fakultas Kedokteran Universitas Negeri (UIN) Syarif Hidatullah Jakarta dan Teknik Industri Universitas Brawijaya (UB) Malang.

Are sempat membeberkan beberapa usaha persiapan yang dilakukannya. Di antaranya melalui belajar rutin di sekolah dan di rumah. Selain itu, dirinya menjelaskan ikut bimbingan belajar (bimbel) secara intensif sejak awal kelas 12 atau ikut bimbel selama satu tahun. Satu bulan terakhir ikut bimbel masuk tiap hari dari pagi sampai sore.

Baca Juga :  Gelar Pertemuan Lanjutan, Persoalan DBH Kabupaten Meranti Tuntas dan Clear

Are juga menguraikan pengalamannya banyak membaca buku.

“Selain buku-buku terkait buku pelajaran, aku juga baca buku yang lain, minimal satu buku satu minggu,” ujar Are.

Aktifitas lainnya yang dilakukan antara lain olahraga basket dan bela diri, juga rutin mengulang hafalan Al-Qur’an atau moroja’ah.

“Alhamdulillah aku diberikan nikmat yang luar biasa oleh Allah SWT. Kakak dan adekku, kedua orang tuaku terus-menerus memberikan support, motivasi, nasihat, mengarahkan dan membimbing tidak kenal lelah,” ungkap Are.

“Yang sangat penting doa restu orang tua. Alhamdulillah, orang tuaku melakukan itu semua. Aku tahu betul bagaimana doa orang tua siang dan malam, terus menerus,” tambahnya.

Kisah inspiratif ini menjadi bukti wasilah penghafal Al-Qur’an.

“Al-Qur’an punya mukjizat luar biasa. Membacanya saja dapat pahala. Apalagi memahaminya, mengkaji, menghafal dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Aku juga yakin, ini semua karena Allah yang menentukan,” pungkas Are. (*)

Bagikan pendapatmu tentang artikel di atas!

Bagikan

Pos terkait