Tangerang (12/2/2021): Perkembangan etnis Tionghoa di Tangerang, tak lepas dari sejarah di masa lampau. Berkembangnya etnis Tionghoa ini dapat dilihat dari banyaknya klenteng di Tangerang. Bahkan ada klenteng yang usianya ratusan tahun, salah satunya adalah Klenteng Boen San Bio.
Berbicara tentang Klenteng Boen San Bio, ada yang menarik dari klenteng ini, yaitu sejarahnya. Klenteng yang terletak di Jalan Karel Sadsuitubun No. 43, Pasar Baru, Kota Tangerang, Banten, ini merupakan salah satu klenteng tertua di Tangerang. Klenteng ini didirakan pada tahun 1689 dan ditetapkan sebagai salah satu cagar budaya Kota Tangerang.
Klenteng ini awalnya dibangun oleh pedagang asal Tiongkok yang bernama Lim Tau Koen atas dasar untuk keperluan ibadah para pedagang China yang datang ke Bumi Nusantara, serta sebagai tempat untuk menempatkan patung Dewa Bumi (Kim Sin Khongco Hok Tek Tjeng Sin) yang dibawa oleh pedagang tersebut dari Banten. Secara harfiah, Boen San Bio berarti kebajikan setinggi gunung.
Klenteng Boen San Bio yang kini berdiri megah di atas lahan seluas 4.650 meter persegi itu awal dibangun hanya dari bambu dan kayu dengan dinding dari gedek sementera, sedangkan atapnya terbuat dari daun rumbia. Seiring berjalannya waktu, Klenteng Boen San Bio mengalami beberapa kali renovasi dan pemugaran. Pada tahun 1972, dibentuk Yayasan Vihara Nimmala Boen San Bio.
Hal menarik lainnya dari klenteng ini adalah adanya petilasan seorang tokoh penyebar agama Islam di Jawa Barat, yaitu Raden Surya Kencana dan istrinya. Semula, petilasan tersebut berada di bagian depan klenteng. Namun karena bagian depan klenteng terkena dampak pelebaran jalan, petilasan tersebut pun dipindah ke bagian dalam.
Kehadiran Klenteng Boen San Bio juga merupakan simbol keragaman dan toleransi umat beragama. Karena yang datang ke klenteng itu tidak hanya umat klenteng saja untuk sembahyang di petilasan tersebut, tetapi juga banyak umat Islam yang datang ke Klenteng Boen San Bio untuk berziarah ke petilasan Raden Surya Kencana dan istrinya. Di setiap hari besar agama Islam, Yayasan Vihara Nimmala juga selalu mengadakan syukuran.
Tidak hanya itu saja, di sebelah kiri Klenteng Boen San Bio juga terdapa Pura, tempat ibadah umat Hindu, dan di belakang klenteng ini, kurang lebih sekitar 200 meter terdapat masjid. (*)