Jayapura (9/9/2021): LPP RRI Jayapura menggelar Dialog Interaktif dengan topik “Program Strategis Nasional Tol Laut Lintas Papua & Multimoda Transportasi” pada Jumat (3/9/2021), yang menghadirkan Keynote Speech Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Hubungan Antar Lembaga Buyung Lalana dan beberapa Narasumber seperti Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Jayapura, Taher Laitupa serta Akademisi UNCEN yang juga Ketua Analisis Papua Strategis dan Tim Tol Laut, Laus DC Rumayom serta Ketua Koperasi Masyarakat Papua Sejahtera dan Mitra Tol Laut Diben Elaby.
Dialog interaktif ini dilakukan mengingat masih minimnya masyarakat yang belum mengerti dan memahami Program Tol Laut baik secara akademis maupun secara konseptual dengan pelaksanaan praktis serta struktur penerapannya serta untuk menjawab beberapa pertanyaan yang ada seiring dengan meningkatnya pengguna Tol Laut oleh masyarakat terlebih khusus dalam menyambut perhelatan event nasional PON XX 2021 di Papua.
Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Hubungan Antar Lembaga Buyung Lalana mengatakan, dalam beberapa kesempatan ada pemahaman masyarakat yang berpendapat/opini bahwa disparitas harga hanya bisa turun dengan subsidi PSO (Public Services Obligation) oleh Pemerintah.
“Namun dilihat dalam tata Kelola dan pengertian Tol Laut dalam scope kecil adalah PSO (Public Service Obligation), Tol Laut dalam scope besar sistem logistik, supply chain, pengelolaan kegiatan pelabuhan, port network, keterkaitan moda laut dengan moda lain,” katanya.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Jayapura, Taher Laitupa mengungkapkan, sosialisasi Tol Laut diperlukan suatu inovasi dan terobosan baru dengan konsep Dialog Interaktif ini agar semua kalangan masyarakat baik akademisi, stakeholders dan operator bahkan masyarakat pengguna moda transportasi lain dapat mengetahui penyelenggaraan Program Strategis Nasional Pemerintah yaitu Tol Laut.
“Dengan menekankan kajian ilmiah dan penerapannya, dengan melihat perspektif keilmiahan sangat diperlukan. Juga pengembangannya dalam menjangkau seluruh daerah di Papua, yang mana saat ini terus mengalami perkembangan, seperti bertambahnya armada-armada nasional diikuti juga meningkatnya industri lainnya seperti Bussines Shipping, perkapalan, kepelabuhan, logistik, perikanan dan kelautan termasuk hasil komoditi daerah-daerah yang menjadi program unggulannya dalam pengelolaan sumber daya yang ada dengan memperhatikan elemen-elemen penting sebagai komponen dari penyelenggaraan Tol Laut, baik sebagai komponen utama dan pendukung, seperti Pelabuhan, Kapal, Sistem Logistik dan Hubungan antar Lembaga,” ungkapnya.
Diselenggarakannya dialog interaktif bertujuan agar masyarakat kian menyadari betapa pentingnya Tol Laut Lintas Papua, yaitu menjangkau dan mendistribusikan logistik ke daerah tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan, menjamin ketersediaan barang dan mengurangi disparitas harga guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pentingnya konektivitas tentang pengiriman Barang Pokok Penting/Bapokting yang tidak dimonopoli, muatan balik hasil industri daerah agar terjadi keseimbangan perdagangan.
Sementara itu, Kepala Seksi Lalu Lintas Angkutan Laut dan Usaha Kepelabuhanan KSOP Kelas II Jayapura Willem Thobias Fofid mengatakan, muatan Tol Laut terus meningkat dengan mencapai 61 kontainer pada voyage 8 dan voyage 9.
“Tol Laut di Papua terus meningkat. Oleh karena itu diharapkan dengan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang Tol Laut, masyarakat dapat mengetahui secara utuh tentang penyelenggaraan Tol Laut dengan data dan informasi terkini,” ujarnya.
Akademisi Universitas Cenderawasih yang juga Ketua Forum Analysis Papua Strategis dan Tim Tol Laut Papua, Laus DC Rumayom mengatakan, Tol Laut lintas Papua saat ini terus berinovasi dan berkembang dengan pendekatan sosial budaya antropologi dan kearifan lokal dalam keikutsertaan masyarakat pada Business Shipping di ekosistem Tol Laut, seperti Masyarakat Adat, Kepemudaan, Keagaaman dan Perempuan sampai berbasis di level lokal kampung dan distrik.
Dalam kesempatan yang sama Diben Elaby Tokoh Masyarakat dan juga Ketua Koperasi Masyarakat Papua Sejahtera dan Mitra Tol Laut menyampaikan, dengan model pengembangan sebagai Pelabuhan Hub yaitu Pelabuhan Merauke karena memiliki komoditi unggulan daerah, yakni beras dengan pendekatan pada optimalisasi UMKM, Aliansi dan Kelompok Tani serta Kepemudaan bersama Investor baru dan mapan terus digalakan dan semakin berkembang sehingga diharapkan semakin banyak masyarakat dapat merasakan maanfaat dari Tol Laut dan Multimoda. (*)